Wednesday, March 1, 2017

Makalah Konsep Ketuhanan Dalam Islam

Share it Please

Assalamualaikum, bagi teman-teman yang mungkin diberikan tugas untuk membuat makalah tentang "konsep ketuhanan dalam islam", teman teman bisa mengambil dari blog saya sebagai salah satu referensi teman2 untuk membuat makalahnya, semoga bermanfaat :)

 

KONSEP KETUHANAN
DALAM ISLAM




Oleh Kelompok 1
Fadhillah Nur Ikhsani (B11116368)
Nasya Fajri Muthiah (B11116389)
Narumi Ramadani Nasrul (B11116343)
Satrio Aji Putra (B11116375)
Meriyanti Djaka(B11116333)
                           A.Muhammad Ryas Yunus(B11116377)

Pembuktian Wujud Allah
A.   Pembuktian Wujud Allah
Untuk membuktikan adanya Alah,  al-Quran mengisyaratkan suatu metode yaitu menyelidiki tentang kejadian manusia dan alam semesta Langit dan bumi serta isinya merupakan bukf yang nyata tentang adanya Atah swt.  Untuk membuktikan wujud Allah,  ibnu Rusyd menggunakan dua cara:
1.     dalil Inayah(the proof of providence),  yaitu mengarahkan manusia untuk mengamati alam semesta sebagai ciptaan Allah yang mempunyai tujuan/manfaat bagi manusia. (QS Luqman/31:20,  os.  ana-Naba"/78:6-16 QS.  Ali Imran/3:190-191)
2.      2 dalil Ikhtira',  yaitu mengarahkan manusia untuk mengamati makhluk yang beraneka ragam yang penuh keserasian atau keharmonisan khususnya alam hayat. (QS.  al-Ghasyiyahl88:  17-22,  QS.  a-Hai22 73)
 Bukti lain tentang adanya ANah berdasarkan teori kefilsafatan antara lain
a.     Dali cosmological yang sering dikemukakan berhubungan dengan ide tentang sebab(causafty).  Plato dalam bukunya Timeaus mengatakan bahwa tiap-tiap benda yang terjadi mesti ada yang menjadikan.  Dalam dunia kita tiap-tiap kejadian mesti didahului oleh sebab-sebab dalam benda-benda yang terbatas(finite)  rangkaian sebab adalah terus menerus,  akan tetapi dalam logika rangkaian yang terus menerus itu mustahil.
b.     Dalil moral,  argumen ini sering dihubungkan dengan nama manuel Kant Menurut Kant,  manusia mempunyai perasaan oral yang tertanam dalam hati sanubannya.  Orang merasa bahwa ia mempunyai kewajiban untuk menjauhi perbuatan yang ruk dan melaksanakan perbuatan yang baik Manusia melakukan hal itu hanya semata-mata karena perintah yang timbul dalam lubuk hati Perintah berst universal dan absolut Dorongan seperti ini tidak diperoleh dan pengalaman,  tetapi manusia lahir dengan perasaan itu Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa hampir seluruh manusia menyakinl akan eksistensi fwujud Tuhan Namun ada sebagian keca tidak eksistensi Dalam alQuran,  penggambaran tentang pengakuan akan eksistensi Tuhan dapat ditemukan s 63 Dalam tidak bahwa: "bangsa Arab yang penyembah berhala menolak eksistensi peneipta lang dan bumi mereka ditanya siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan serta siapakah yang menurunkan alr langt laki menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?  Mereka pasti menjawab Allah.   Berdasarkan kandungan ayat ini dapat dipahami bahwa bangsa Arab sungguhnya telah memahami dan menyakini akan eksistensi Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi serta pengaturnya Namun menurut al-Qur'an,  ada segelintir anak manusia yang menolak eksistensi Tuhan,  seperti penggambaran al-Quran dalam QS.  aH Jasyiah/45:  24.  Ayat ini menegaskan bahwa: 'dan mereka berkata:  Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja,  kita mati dan kita hidup,  dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa Penolakan akan eksistensi Tuhan oleh sebagian kecil manusia itu,  hanya didasarkan pada dugaan semata dan tidak didasarkan pada pengetahuan yang menyakinkan,  seperti ditegaskan dalam klausa penutup ayat 24 tersebut,  yaitu:  dan mereka sekalikali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu,  mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.
                                                                
oleh karena itu sangat logis jika akouran mempertanyakan sikap dan penolakan manusia akan eksistensi Tuhan serta kekafiran manusia kepada Tuhan dan kesyirikan manusia.  Seperti ditegaskan dalam penutup ayat 61 surah alankabut di atas,  
Terjemahan :  Maka berapakah mereka dapay dipalingkan(dari jalan yang benar). 
 Kandungan klausa ayat ini menggambarkan sebuah keheranan,  yakni mengapa manusia,  setelah mengakui akan adanya Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi....  berpaling dari jalan yang benar?  Pertanyaan yang senada.  seakan-akan apa yang teriadi sulit untuk dapat dipercayai,  juga ditemukan dalam as.  al-Baqarah/2:28 Bagaimana kawan bisa kafr kepada Allah?  Padahal kalian sebelumnya tidak ada,  kemudian Dia menciptakan kalian,  lalu kemudian Dia mematikan kalen,  kemudian Dia menghidupkan kalian kembali dan akhinya kepada Dialah kalian ambal Berdasarkan ayat ini,  dapat ditegaskan bahwa penolakan eksistensi Tuhan,  prilaku kufur dan syirik adalah tidak pantas terjadi bagi manusia Pada tempat lain yakni O.S ath-Thurl52 35-36.  alouran mempertanyakan: "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan(diri mereka sendiri?  Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?  Sebenarnya mereka tidak menyakini(apa yang mereka katakan)  Dari kandungan ayat 35-36 tersebut setidaknya ada tiga urutan pertanyaan yang mesti dijawab dengan tepat yaitu:  
1.     Apakah manusia tercipta tanpa pencipta?
2.      Apakah manusia menciptakan diri mereka sendiri?  bumi.  
3.     Apakah Manusia yang menciptakan langit dan padahal langit dan bumi telah ada sebelum manusia? 
Mencermati ketiga pertanyaan di atas tampaknya akouran ingin menyadarkan logika ilmiah manusia tentang eksistensi Tuhan dan kebutuhan manusa tedadap Tuhan coba kita that jawaba pertama dan pertanyaan di atas Jaa awaban untuk pertanyaan kedua adalah tidak manusia adalah ma membutuhkan untuk pencipta.  Dengan demikian,  maka jawaban pertanyaan sudah pasti karena makhluk tidak mungkin dapat dirinya sendiri Tegasnya semua makh temasuk manusia akan mungkin menad peno kelipa jawabannya Demikian pufa tuk pertanyaan oieh manusia di manusia Fa tidak dapat sesuatu yang sendiri,  la bagaimana mungkin manusia menciptakan telah ada sebelum dirinya ada Oleh karena itu sangat manusia mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan berkata bahwa dinnya adalah pencipta dan penguasa langit dan bumi seperti apa yang dilakukan dan diakui oleh Firaun Coba cermati permisahi benkut ini Sebagaimana kita ketahui bahwa sebuah kursi dibuat oleh tukan pertanyaannya pemahkah atau dapatkah kursi itu menj tukang kursi?  Ataukah tukang kursi itu menjadi kursi?  Jawabannya pastilah tidak.  Demikian pula manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan Tuhan sebagai pecipta,  manusia bagaikan kusri yang tidak mungkin menjadi tukang kursi atau Tuhan(Pencipta).  Jadi betapa bodohnya manusia jika mengaku sebagai tuhan dan yang lebih bodoh lagi adalah manusia yang mempertuhankan manusia lainnya(meyakini pengakuan akan ketuhanan manusia lainnya)  Di sisi lain,  bukankah pengakuan diri Firaun sebagai tuhan setelah ia menolak Tuhannya Musa as dan yang diimani oleh pengikut Musa,  merupakan bukti konkrit bahwa manusia memiliki kesadaran akan eksistensi Tuhan dan manusia butuh akan Dia?  Sehingga ketika manusia(dalam hal ini Firaun)  menolak eksistensi Tuhan di luar dirinya,  ia pun mengangkat dan mengakui dirinya sendiri sebagai tuhan Dari sini dapat ditegaskan bahwa manusia tidak akan mampu melepaskan diri dan pengakuan akan eksistensi Tuhan.
Kesalahan terbesar Firaun karena mengakui dan mengangkat dirinya sebagai Tuhan,  pada akhirnya la sadar dan kemudian mengakui eksistensi Tuhan yang dimani Musa es dan Bani(meskipun menurut alouran sudah terlambat)  sepert ditegaskan dalam QS,  Yunus 10:90 91.  Bukankah pengakuan Firaun akan eksistensi Tuhannya Musa as dan Bani Israil dan pembatatan ketuhanan dirinya sendiri. (yang terjadi kemudian,  pada saat ia akan tenggelam,  ia tidak berdaya dan berkuasa lagi),  merupakan bukti bahwa pengakuan akan eksistensi Tuhan sudah inheren dalam diri manusia Sungguh indah alauran mengibaratkan bahwa perasaan k kepada Tuhan dan harapam akan pertolongan-Nya,  secara spontan akan muncul,  ketika manusia mendapatkan musibah,  seperti dikemukakan dalam QS,  al Isra/17 67 yaitu apabila kamu ditimpah marabahaya d lautan hilanglah segala yang kamu puja-puja itu di ingatanmu kecuali Dia(Tuhan).  Akan tetapi setelah kamu diselamatkan-Nya ke daratan lantas kamu berpaling lagi Sesungguhnya manusia tu tiada tahu berterima kasih."  Jadi manusia akan merasakan kebutuhannya akan dan kehadiran Tuhan,  ketika ia dalam keadaan kesulitan yang besar dan tidak ada lagi yang dapat menolongnya,  termasuk dirinya sendiri,  maka pasti ia akan mengharapkan adanya penolong yang menyelamatkannya dari kesulitan tersebut,  itulah Tuhan.  Bukankah keadaan yang demikian itu menggambarkan bahwa manusia mengakui eksistensi Tuhan dan pengakuan itu telah ada dan inheren dalam diri manusia(merupakan fitrah manusia).  Hal ini ditegaskan dalam QS.  al Araf 7172,  bahwa setiap anak cucu Adam telah diambil kesaksian mereka,  yakni ketika Tuhan berfirman: "bukankah Aku Rabbmu(Tuhanmu)?  Mereka menjawab: "Betul Engkau Rabb kami Kami menyaksikanhttps://ssl.gstatic.com/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif.

Setelah pembuktian eksistensi Tuhan lewat dala rurah sepen telah diuraikan di atas,  berikut ini akan diuraikan eksistensi Tuhan dalil sebab akibat.  Maksud dengan dalil sebab akibat adalah tidak akibat tanpa sebab.  Menurut akal manusia setiap kejadian atau ww harus berhubungan dan bersumber dari sebab Kaidah akliah tidak membutuhkan penalaran yang tajam dan perenungan pe yang dalam,  sebab yang demikian itu dapat diketahui dengan mudah oleh setiap orang.  Konon ada cerita tentang diskusi seorang muslim dengan sekelompok orang kafir(yang menolak eksistensi Tuhan)  Diskusi tersebut telah dan ditentukan akan diadakan pada tempat dan waktu tertentu.  Sekolompok orang kafir tersebut telah mempersiapkan diri dengan matan dan telah berkumpul pada tempat dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya.  Namun dalam waktu yang lama,  seorang muslim yang ditunggu-tunggu kedatangannya menghadiri diskusi tersebut tak kunjung datang.  sehingga mengakibatkan salah seorang dan kelompok kafir tersebut marah dan berteriak: "Apakah ini menjadi kebiasaan orang-orang kotor dan tidak berakal itu.  Yang biasa membuang buang waktu untuk tidur dan menangis?  Rupanya Pernyataan dan teriakan orang tersebut mempengaruhi orang yang duduk di sampingnya la pun berkata dengan lantang, 'sesungguhnya ini adalah tipu daya(dari orang muslim tersebut Rupanya ia(yang selalu mengada-ada itu tidak sanggup memperngaruhi kita,  orang-  orang berakal Tidak seperti orang-orang lain yang kotor dan bodoh itu yang telah berhasil dipengaruhinya selama ini.  Pernyataan kedua orang tersebut rupanya mempengaruhi orang-orang kafir lainnya yang telah lama,  lelah dan bosan menungguh dalam pendopo itu,  sehingga mereka menjadi kesal dan amarahnya memuncak(yang tentunya ditujukan kepada orang muslim yang mereka tunggu-tunggu).  Situasi dalam pendopo tersebut menjadi tak terkendali dipenuhi dengan kata-kata ejekan dan umpatan(yangtentunya ditujukan kepada orang muslim).Bahkan sebagian orang orang kafir tersebut sudah siap siap meninggalkan pendopo.namun keributan,umpatan,ejekan tiba tiba berhenti ketika mereka melihat sosok tubuh datang mendekati mereka dan memasuki ruangan pendopo  tempat mereka berkumpul.
        Kesunyian dan kesenyapan yang menyelimuti ruang pendopo tersebut tiba tiba menjadi gaduh dan tanpa dikomando mereka serentak berteriak  “hai.....pembohong..” (yang ditujukan kepada orang muslim yang datang tersebut.Namun seorang yang rambutnya telah putih semua segera berdiri menenangkan para hadirin di pendopo.Tampaknya orang tersebut adalah tokoh yang sangat disegani dan dituakan dalam kalangan kafir.Dalam sekejap ruang pendopo kembali tenang dan mereka duduk di kursi masing masing.
         Setelah berhasil menenangkan kondisi,si tokoh kafir tersebut menoleh ke arah orang yang baru datang tersebut yang telah lama ditunggu tunggu,sambil berkata : “Hai orang muslim,engkau bukan menghadapi orang orang konyol sepertimu.Orang yang tidak beradab dan berakal serta tidak menghargai waktu.Sungguh kami sangat sedih,lelah,kesal,bosan menanti kedatangan anda dan ternyata anda telah membuang waktu kami yang sangat berharga.Kami berharap ajaran anda yang satu jangan diterapkan kepada kami yang terbiasa menghargai waktu.”
       Orang muslim tersebut menjawab : “saudara saudara sekalian,kami juga sangat sedih dengan kejadian ini.kenapa?karena keterlambatan dan tidak tepat janji itu adalah suatu yang sangat dicela dalam ajaran kami yaitu Islam.” Jawaban muslim membuat hadirin tertawa dan berteriak “Bohong...bohong..”
      Mendengar jawaban itu,si tokoh kafir tersebut nampaknya marah dan berkata : “bagaimana anda bisa berkata demikian?padahal kebanyakan orang muslim termasuk anda sendiri adalah pelakunya?”
Pernyataan tokoh tersebut,disambut gelak tawa para hadirin yang memang merasa berada diatas angin.
       “Saudara saudara sekalian (jawab orang muslim tersebut) perbuatan tidak menghargai waktu hanya ditemukan disebagian orang orang muslim bukan dalam ajaran Islam.Sesungguhnya perbuatan yang demikian sangat dicela dalam ajaran islam dan muslim yang melakukannya akan mendapat dosa dan kerugian bagi dirinya sendiri dan juga agamanya.Dikatakan demikaian,karena orang orang non muslim yang penalarannya pendek akan menganggap bahwa yang demikian itu adalah salah satu ajaran islam,Sehingga mereka pun menghujat islam.Sungguh anggapan yang  sangat keliru terhadap islam dan tidak masuk akal.Sebab mana mungkin,ajaran agama yang semestinya mengajarkan kebajikan,ia mengajarkan kebohongan.Oleh karena itu,untuk dapat mengenal islam dengan baik,sebaiknya seseorang mempelajari islam dari dalam (lewat ajarannya) bukan dengan melihat perilaku pemeluknya yang terkadang tidak sesuai dengan ajaran islam itu sendiri.”
          Mendengar jawaban tersebut,mereka diam diam mengakui dalam hati mereka kebenaran perkataan muslim yang telah mereka hujat.Lalu salah seorang diantara mereka berdiri dan berkata : “baiklah anda telah melakukan pembelaan yang nampaknya masuk akal,tapi bagaimana anda menjelaskan dan membela keterlambatan anda?”Pertanyaan ini disambut gelak tawa para hadirin di pendopo.
        “Saudara saudara sekalian (jawab muslim itu) sehubungan dengan keterlambatan kami,kami merasa sangat sedih dan tidak menghendakinya,tapi apa boleh buat kejadiannya seperti ini.kami dihadapkan pada kenyataan tidak ada perahu yang dapat menyebrangkan kami  dari pinggiran desa kami ke desa ini.Seperti yang kalian ketahui,desa kami dipisahkan oleh sungai yang cukup besar dan berbahaya.Nah,karena tidak ada perahu penyebrangan,maka kami menunggu lama sekali.Eh..tahu tahu pohon besar yang ada dipinggir sungai itu bergoyang keras dan kemudia tumbang.Terus saja kami perhatikan pohon yang tumbang itu ,tiba tiba terjadi keanehan.Pohon yang tumbang tersebut terpotong potong dan terpecah pecah dengan teratur dan menjadi lempengan lempengan.Kejadian lebih aneh lagi adalah lempengan-lempengan tersebut bergerak membentuh perahu kecil yang sangat indah.Perahu itulah yang kami gunakan menyebrangi sungai yang besar dan berbahaya itu hingga sampai di pendopo ini.”
          Mendengar uraian si muslim tersebut,para hadirin dipendopo geger dan tertawa terpingkal pingkal .mereka merasa cerita si muslim tersebut edan-edanan.Orang yang berdiri dan bertanya tadi merasa tersinggung dan dipermainkan mendengar cerita si muslim.Maka ia pun berdiri dan berkata lantang “ Hai orang muslim,apakah kami datang disini untuk menunggumu begitu lama untuk mendengar cerita gilamu itu?”
“Gila?”tanya si muslim.
“Lho,kamu belum menyadari kegilaan cerita tersebut?”balas menanya.Si muslim berkata “saya belum mengerti apa yang kalian maksudkan dengan cerita gilaku itu.”jawab si muslim.
           Mendengar jawaban itu,orang kafir yang berrtanya tadi sangat marah dan kehilangan kesabarannya,sambil berteriak “Hai orang kolot!Apakah dengan meyakini adanya perahu kecil yang terbuat sendiri itu bukan sesuatu yang gila?Apa kamu ingin mengajak kami menjadi gila seperti kamu?”
Mendengar pernyataan orang kafir tadi,pendopo kembali gaduh ,sebagian hadirin tertawa terpingkal pingkal.sebagian lainnya mengejek dan mengumpat si muslim itu?sambil saat itu mereka merasa telah menang dalam perdebatan itu.Setelah pendopo kembali tenang dan sunyi,mereka semua ingin tahu apa yang akan dikatakan oleh si muslim itu.Si muslim pun mengeluarkan jurus pemungkasnya  dan berkata :
“Saudara saudara menertawakan kami,mengejek,dan mengumpat kami hanya karena kami mengatakan ada perahu kecil yang jadi dengan sendirinya.Nah sekarang kami akan bertanya kepada anda sekalian,kalau mempercayai adanya suatu perahu kecil dengan sendirinya adalah sebuah kegilaan ,lalu apakah memercayai alam yang sangat luas,besar,dan teratur ini jadi dengan sendirinya tanpa pencipa yang Maha Pandai,bukan merupakan kegilaan pula?Bagi kami Hal yanh demikian lebih gila dan perlu ditertawakan,diumpat,dan diejek.
Mendengar pembelaan muslim tersebut,sebagian orang orang kafir tadi yang telah memahami arah pembicaraan muslim tersebut ,menyadari bahwa selama ini mereka berada dalam kesalahan yang sebenarnya mudah dikoreksi.Sebagian lainnya kagum terhadap kecerdikan si muslim dan mereka mulai menanyakan tentang ajaran Islam.Demikianlah dialog tersebut terus berjalan dan akhirnya sebagian dari mereka masuk Islam.
          Berdasarkan cerita diatas,dapat dipahami betapa mudah dan sederhananya dalil yang bisa digunakan untuk menjelaskan eksistensi Tuhan Maha Pencipta.Dalil tersebut merupakan dalil sebab akibat meskipun sederhana.juga terdapat dalil sebab akibat yang lebih dalam dan memerlukan pikiran yang cermat serta perenungan yang lebih dalam seperti yang dikemukakan dalam Q.S Fushshilat  (41) 53.

Terjemahan :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda (kekuasaan)kami disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
           Kandungan ayat ini mengemukakan dua metode pembuktian eksistensi Tuhan yaitu pertama metode pembuktian Tuhan lewat perenungan terhadap alam raya dan diri manusia.Metode ini relevan denga dalil sebab akibat.Sedang metode kedua adalah menjadikan eksistensi Tuhan sebagai bukti eksistensi eksistensi lainnya bukan sebaliknya yakni segala sesuatu yang ada di alam dan manusia sebagai bukti eksistensi Tuhan.Metode ini disebut dengan burhan shiddiqin.
Menurut Mullah Shadra metode kedua ini merupakan metode terbaik dalam membuktikan eksistensi Tuhan,dibandingkan dengan metode pertama.Ibnu Sina  menggunakan metode burhan shiddiqin .Ia mengatakan bahwa “Perhatikanlah dan lihatlah bagaimana pembuktian kami ihwal eksistensi sumber ,kesucian,dan kesempurnaan Nya tidak membutuhkan perenungan lain selain “eksistensi” itu sendiri .Disini tidak perlu merenungkan makhluk Nya namun pendekatan kami lebih mendalam .Sebab,pertama tama kami merenungkan wujud itu sendiri,sehingga ia bisa menerangkan realitasnya sendiri secara jelas dan kemudian menjadi sebab keberadaan segala sesuatu yang memancar darinya pada tahapan berikutnya.”

Tuhan Yang Maha Esa

          Keimanan kepada Allah Yang Maha Esa merupakan titik pusat keimanan. Pekerjaan seorang muslim yang dilandasi keimanan dan dimulai dengan niat karena Allah akan mempunyai nilai ibadah di sisinya, dan begitu sebaliknya (Qs. Al-Bayyinah/98:5) Hadits Rasulullah saw bersabda :”Bahwasanya segala perbuatan tergantung pada niatnya dan bahwasanya tiap-tiap orang adalah apa yang ia niatkan…….(HR. Bukhari dan Muslim)
          Pada bab ini kita akan membahas tentang konsepsi auhid (monoteisme). Tauhid berarti keyakinan akan realitas tunggal (keesaan Tuhan). Tauhid merupakan prinsip dasar ajaran agama samawi (agama lagit). Artinya semua nabi dan rasul yang diutus Allah kepada Umat mereka masing-masing membawa ajaran tauhid/ hal ini ditemukan pada penegasan Q.S al-Anbiya/21:25 : “Dan, kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”
          Hanya saja perlu ditegaskan bahwa penyampaian ajaran tauhid oleh setiap nabi dan rasul berbeda-beda.Penyampaian yang berbeda ini disesuaikan dengan tingkat kedewasaan berpikir umat yang dihadapi oleh para nabi dan rasul tersebut.
          Puncak pengajaran tauhid yang dilandaskan pada argumentasi logis-rasional terjadi pada pengutusan Muhammad saw. Sebagai nabi dan rasul Allah terakhir.
          Pengajaran tauhid pada masa kerasulaan Muhammad saw. Insya Allah akan dikemukakan setelah pembahasan tentang tingkatan-tingkatan tauhid. Pembahasan tentang tauhid berikut ini didasarkan pada pembagian tauhid secara teoritis dan praktis.Tauhid teoritis meliputi tauhid zat, tauhid sifat dan tauhid perbuatan (amal) sedang tauhid praktis adalah tauhid ibadah.
          Pada prinsipnya tauhid teoritis adalah pengetahuan tentang Tuhan yang Maha Esa baik dari segi Zat-Nya, sifat-sifat-Nya dana mal-Nya. Sedangkan tauhid ibadah atau tauhid praktis merupakan aktualisasi dari pengetahuan tentang tauhid teoritis.
          Tauhid adalah mengitikadkan bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Tauhid mencakupi sikap, yaitu :
1.     Tauhid Dzat
Tauhid Dzat adalah mengetahui bahwa Allah adalah Esa dalam zat-Nya.Dia adalah wujud Yang Maha Kaya dan tidak membutuhkan dan tidak bergantung kepada apapun dan siapapun.Dalam bahasa Al-Qur’an disebut al-Ghani.

2. Tauhid Sifat
Tauhid sifat adalah mengitikadkan bahwa tidak ada yang sesuatupun yang menyamai sifat Allah, dan hanya Allah saja yang memiliki sifat kesempurnaan (QS. asy-Syura/42:11).Tauhid sifat berarti mengetahui bahwa zatNya adalah sifat-sifatNya sendiri).

3. Tauhid Perbuatan
Tauhid perbuatan adalah mengitikadkan bahwa Allah sendiri yang menciptakan dan memelihara alam semesta (QS. al-Furqan/25:2 dan QS. al-Muzammil/73:20).
Tauhid perbuatan berarti meyakini bahwa alam raya dan segala sistemnya merupakan karya dan perbuatanNya, yang timbul dari kehendakNya. Oleh karena itu, segala yang ada di alam ini pada hakekatnya tidak mandiri dan semua tergantung kepadaNya sebagai sebab pertama.dari sini, dapat ditegaskan bahwa keyakinan manusia dan makhluk lainnya untuk dapat berbuat dengan kehendaknya secara murni dan mandiri merupakan keyakinan akan adanya sekutu bagi Allah baik dari segi zatNya maupun perbuatanNya. Manusia memang diberi kekuatan dan kehendak untuk menentukan nasibnya sendiri, namun tidak berarti secara mutlak dan mandiri dapat memenuhi kehendaknya. Hal ini bertentangan dengan tauhid zati dan tauhid amali ( perbuatan), seperti ditegaskan dalam Q.S al-Isra/17:111; “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaanNya dan tidak mempunyai penolong untuk menjagaNya dari kehinaan. Oleh karena itu agungkan Allah dengan pengagungan yang sebenar-benarnya”.

4. Tauhid Ibadah

Ketiga tauhid diatas, merupakan tauhid teoritis dan tauhid ibadah ini merupakan tauhid praktis.Tauhid praktis ialah hanya beribadah kepada Allah karena hanya Allah yang pantas disembah.Ibadah kepada Allah yang palimg jelas adalah menunaikan ritus-ritus yang telah diperintahkanNya demi mencapai pensucian dan pengagungan kepada Allah.Konsep ibadah dalam Islam meliputi segala bentuk orientasi spiritual dan menjadikan sesuatu yang ideal dan kiblat spiritual adalah ibadah.Dengan demikian tauhid ibada ialah ketaatan kepada Allah semata. Hidup dan mati, segala gerak dan diam dan seluruh aktivitas hanya ditujukan kepada Allah (QS. Al-An’am/6:162). Tauhid ibadah adalah mengitikadkan bahwa hanya Allah saja yang berhak dipuji dan dipuji. (QS. al-Fatihah/1:5 dan QS. al-Mu’minun/23:32).Pertama. Dalam Q.S Rad/13:16; ditegaskan bahwa; " Katakanlah, "Allah adalah Pencipta segala sesuatu

Kesadaran Ketuhanan ( Rububiyah Allah)  pada diri manusia merupakan bawaan sejak lahir bahwa Allah adalah pencipta, pengatur, pemelihara pemilik, pendidik, dan pemberi kebajikan kepada manusia seperti yang ditegaskan dalam QS. Al-A’raf 172-173. Kesadaran ketuhanan bawaan inilah yang oleh para teolog ( ahli ilmu kalam) disebut dengan istilah tauhid rububiyah).
Tauhid rububiyah ini identik dengan tauhid teoretis yang telah diuraikan sebelumnya.Sehingga kesadaran tauhid rububuyah baru sempurna ketika diiringi dengan tauhid uluhiyah yang identik dengan tauhid praktis.Tauhid uluhiyah ini digambarkan dengan kalimat “la ilah illa Allah” yang artinya tiada tuhan selain Allah.

          Demikian uraian tentang tauhid sebagai konsepsi ketuhanan dalam islam yang meliputi tauhid teoritis atau tauhid rububiyah dan tauhid praktis (tauhid ibadah) atau tauhid uluhiyah. Kesatuan hubungan kedua tauhid ini dapat ditemukan dalam falsafat kalimat azan yang sering dikumandangkan oeh seorang muazzin.Azan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri denga kalimat la ilaha illa Allah. Takbir menujuk makna kesadaran tauhid teoritis atau tauhid rububiyah yang puncaknya pada kalimat takbir 'Alah Maha Besar' dan kalimat terakhir azan menunjuk tauhid praktis (tauhid ibadah) atau uluhiyah

C.   Iman dan Taqwa
1.       Pengertian Iman dan Taqwa
    Kata Iman adalah bahasa Arab berasal dari kata amana artinya aman.Maksudnya orang karena yakin selalu dilindungi oleh Allah.Dalam kaitan iniah iman terkait dengan aqidah.Aqidah itu berasal dari bahasa Arab, "aqad" artinya ikatan.Maksudnya ikatan hati dengan Allah.
    Definisi Iman ialah keyakinan penuh dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan.
    Taqwa berarti hati-hati, mawas diri dan waspada.Jadi pengertian taqwa secara umum ialah sikap mental orang-orang mukmin dari kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-perintah Allah swt serta menjauhi segala larangan0larangan-Nya atas dasar kecintaan semata.

2.       Tanda-tanda Orang Beriman
1.     Senantiasa hatinya bergetar apabila membaca, mendengar, ayat-ayat suci Al-Qur'an
2.     Mendirikan shalat dan menfkahkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah swt. (QS. al-Anfal/8:2-3)
3.     Taat kepada Allah dan Rasul-Nya (QS.al-Anfal/8:24)
4.     Beramal dan berdakwah dengan penuh kesabaran (QS. al-Ashr/103:3)

3.       Tanda-tanda Orang Bertaqwa
1.     Dalam Al-Quran disebutkan pada surat ali-Imran/3:131,132 dan 135,
2.     Memelihara diri dari hal-hal yang menjerumuskan ke neraka,
3.     Selalu menuju kepada maghfirah ampunan Allah swt,
4.     Apabila berbuat keji, segera mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya,
5.     Segala perlikunya merasa disaksikan oleh Allah swt. (QS. al-A'raf/7:96).

D.   Peranan Iman dan Taqwa dalam Menjawab Probema dan Tantangan Kehidupan Modern
Pengaruh iman terhadap kehidupan menusia sangat besar.Berikut ini dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
1.       Iman melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
    Orang yang beriman hanya percaya pada kekuatan dan kekuasaan Allah.Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya.
2.       Iman menanamkan semangat berani menghadap maut
    Takut menghadapi maut menyebabkan manusia menjadi pengecut.Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan kebenaran, karena takut menghadapi resiko.
3.       Iman menanamkan sikap "self-hep" dalam kehidupan
    Rezeki atau mata pencaharian memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.Bnayak orang yang melepaskan pendiriannya, karena kepentingan penghidupannya.
4.       Iman membeerikan ketentraman jiwa
    Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita, serta digoncang oleh keraguan dan kebimbangan.
5.       Iman mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyiban)
    Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan orang yang selalu menekankan kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang baik.
6.       Iman melahirkan ikap ikhlas dan konsekuen.
    Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk selalu berbuat ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah.
7.       Iman memberi keberuntungan
    Orang yan beriman selalu berjelan pada arah yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang hakiki.
8.       Iman mencegah penyakit
    Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipenaruhi oleh iman. Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, maka orang yang seperti ini hidunya akan diikuti oleh kepanikan dan ketakutan.

          Demikianlah pengaruh dan manfaat iman kepada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam hati, melainkan juga menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman, maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.
          


sumber : buku ajar MKU Agama Islam Unhas.
https://ssl.gstatic.com/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif

No comments:

Post a Comment

Blogroll

About