Sunday, June 4, 2017

Makalah Perencanaan Karya Tulis Ilmiah

Share it Please


PERENCANAAN KARYA TULIS ILMIAH




NAMA KELOMPOK 9:
1.Gladys Sulawestia Riswandi B11116342
2.Nur Ainun Mutmainnah B11116369
3.Fadillah Nur Ikhsani B11116368
4.Arifathul Amri B11116374
5.Ilham B11116385







BAB 12
PERENCANAAN KARYA TULIS ILMIAH
(PERUMUSAN TOPIK DAN JUDUL KARANGAN)

I.                   PENDAHULUAN
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat melatih orang untuk mengeluarkan pikirannya dengan baik sehingga dapat dimengerti oleh orang lain. Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar, berarah, dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan.
Tahap perencanaan karangan merupakan tahap awal atau tahap persiapan dan rangkaian proses penulisan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi, antara lain:
1)      Memilih dan membatasi bahan pembicaraan (topik)
2)      Merumuskan judul karangan yang baik

II.                TOPIK KARANGAN
Kegiatan yang pertama ialah menjawab pertanyaan “Apa yang akan saya tulis/karang?”. Memilih topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan/karangan. Pokok pembicaraan yang dimaksud adalah sesuatu yang belum terurai. Kegiatan pada tahap pertama ini sering mengalami kesukaran, bahkan menjadi beban berat terutama bagi calon/orang yang baru mulai menulis. Hal ini disebabkan oleh kesukaran untuk menemukan topik mana yang akan atau dapat dipergunakan untuk menyusun karangan. Selain itu, sering pula diperhadapkan kepada sikap untuk memilih satu di antara sekian banyak bahan yang dapat dibicarakan. Dalam hal ini harus berpegang teguh pada satu pilihan saja.
Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengalaman, pendapat/penalaran, pengamatan dan penyelidikan terhadap sesuatu, baik yang akan dilakukan sendiri di lapangan maupun melalui buku-buku dan karangan-karangan lainnya. Selain itu, kreasi imajinatif (daya khayal) dapat dijadikan sumber bahan penulisan. Namun, topik-topik yang dipilih untuk karangan ilmiah, banyak bersumber pada pengalaman, pendapat/penalaran, pengamatan, dan penyelidikan.
Bila penulis mengalami kesukaran menemukan topik atau pokok pembicaraan untuk dijadikan bahan dalam penulisan maka petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat membantu.
1)      Selalu berusaha menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, membaca, dan mengalami sendiri berbagai peristiwa.
2)      Rajin mengamat-amati sesuatu yang terjadi di sekitar kita atau membaca buku-buku yang merupakan hasil pengamatan dan penelitian orang lain.
3)      Selalu mengembangkan imajinasi (daya khayal) dan kreativitas diri.
4)      Sering mengadakan diskusi dan tukar-menukar pendapat dan mempertahankannya dengan argumentasi dan contoh yang baik dan tepat, serta memperluas cakrawala berpikir.

1.      Memilih Topik
Setelah melakukan hal di atas dan menentukan sejumlah topik yang dapat dijadikan tulisan/karangan maka langkah selanjutnya ialah mengadakan evaluasi untuk memilih satu di antara sekian banyak yang telah ditemukan. Sehubungan dengan evaluasi topik atau memilih topik yang baik untuk dijadikan karanngan, terutama karangan ilmiah maka hal-hal di bawah ini perlu dipertimbangkan, antara lain:
1)      Topik menarik perhatian penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.
2)      Topik dikenal/diketahui dengan baik
Yang dimaksud dengan sebuah topik dikenal/diketahui dengan baik adalah bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya. Penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam.
3)      Bahannya dapat diperoleh
Sebuah topik yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila bahannya cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk memperolehnya, kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4)      Topik dibatasi ruang lingkupnya
Topik yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuan untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.
2.      Pembatasan Topik
Di atas telah dipaparkan bahwa yang pertama-pertama harus diusahakan dalam penulisan karangan ialah pokok pembicaraan (topik) yang tegas, bukan judul yang menarik. Penulisan karangan harus memulai dengan topik yang cakupannya terbatas dan mudah dipahami. Topik yang terbatas maksudnya bahwa topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ruang lingkupnya.
Topik yang terlalu umum dan luas dapat mengakibatkan uraian menjadi kabur dan tidak terarah. Paling tidak, topik yang terlalu umum dan luas tidak memberikan kesempatan untuk membahasnya secara mendalam. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit akan bersifat sangat khusus dan tidak banyak manfaatnya, kecuali jika melaporkan hasil suatu studi kasus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu penulis sekurang-kurangnya dalam dua hal.
Pertama : memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri karena pokok persoalan itu benar-benar diketahui dengan jelas apa yang hendak ditulis.
Kedua : pembatasan topik memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalah yang ditulis. Dengan pembatasan topik itu, penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan.
      Membatasi ruang lingkup pokok pembicaraan (topik) dapat dilakukan dengan cara-cara antara lain:
1)      Mengambil sebuah topik yang umum dan luas. Selanjutnya memecahkannya menjadi bagian-bagian  yang semakin terbatas.
Contoh :
      Topik umum dan luas : pembentukan kata
      Topik terbatas             : pembentukan kata secara afiksasi
Topik lebih terbatas     : pembentukan kata secara afiksasi yang menghasilkan kata kerja
2)      Pembatasan topik dapat juga dilakukan melalui berbagai aspek yang ada.
Cara-cara yang dimaksud adalah :
a.       Menurut tempat
Contoh :
Topik umum   : Bahasa Indonesia
Topik terbatas : Bahasa Indonesia Dialek Jakarta
b.      Menurut waktu/periode/zaman
Contoh :
Topik umum     : Kebudayaan Indonesia
Topik terbatas : Seni Lukis Indonesia Kontemporer
c.       Menurut hubungan sebab-akibat
Contoh :
Topik umum   : Dekadensi Moral di Kalangan Kaum Remaja
Topik terbatas : Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Kaum Remaja
d.      Menurut bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, dan kesenian)
Contoh :
Topik umum   : Perkembangan Politik di Indonesia
Topik terbatas : Perkembangan Politik di Indonesia Era Reformasi
e.       Menurut objek material dan objek formal
Objek material ialah yang dibicarakan, sedangkan objek formal ialah dari sudut/aspek mana bahan itu ditinjau.
Contoh :
Topik umum   : Perkembangan Pers (sebagai Objek Material)
Topik terbatas : Perkembangan Pers Ditinjau dari Segi Kebebasan (sebagai objek formal)

3.      Judul Karangan
Tahap selanjutnya dari rangkaian kegiatan dalam perencanaan karangan ialah menentukan/merumuskan judul yang cocok/sesuai. Judul karangan sering dikacaukan dengan pengertian topik atau pokok pembicaraan.
Topik dan judul berbeda. Topik seperti yang telah disebutkan di atas ialah pokok pembicaraan atau pokok masalah yang dibahas dalam karangan, sedangkan judul ialah kepala atau nama sebuah karangan. Topik harus ditentukan sebelum penulis memulai menulis, sedangkan judul tidak selalu demikian, dapat dibuat/ditentukan setelah karangan itu selesai.
Apabila judul ditentukan sebelum memulai menulis maka penulis/pengarang hendaknya selalu bersedia untuk mempertimbangkannya kembali sesudah karangan selesai ditulis seluruhnya. Hal ini dmaksudkan agar judul sebagai kepala karangan sesuai betul dengan isi karangan.
Sebagai kepala karangan, judul memiliki kedudukan yang penting karena judul harus mampu menarik perhatian pembaca. Judul dapat saja diambil dari kata-kata, frase, atau kalimat yang menarik yang terdapat dalam karangan tersebut.
Itulah sebabnya kata-kata yang dipilih untuk judul karangan harus dipertimbangkan sedemikian rupa agar cocok betul dijadikan sebagai kepala karangan. Dengan demikian, antara judul, topik, dan isi karangan ada hubungannya/kaitan yang erat, terutama karangan yang bersifat ilmiah. Sebuah topik yang terbatas dan memenuhi syarat-syarat untuk judul karangan maka topik tersebut dapat langsung dijadikan judul karangan.
Judul karangan ilmiah harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan memperhatikan persyaratan antara lain :
a)      Judul harus relevan : artinya sebuah judul yang baik harus mempunyai pertalian dengan  topik, isi, dan jangkauan pembahasannya.
b)      Judul harus provokatif : artinya judul harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi karangan itu.
c)      Judul harus singkat : artinya judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, melainkan harus mengambil frasa atau kata. Bila tidak dapat dihindari judul yang panjang, pengarang dapat menempuh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang (anak judul).
d)     Judul harus sejelas mungkin : maksudnya judul tidak boleh dinyatakan dalam kata kiasan dan tidak mengandung makna ganda. Hal seperti ini dihindari agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau interpretasi yang lain antara pengarang dan pembaca. Jadi, kata-kata yang dipilih untuk judul karangan sedapat mungkin kata yang bermakna denotasi (makan konsep).
e)      Judul harus dibatasi sedemikian rupa agar terdapat kesesuaian dengan isi karangan, baik kesesuaian dari segi sifat atau sudut pandang (segi kualitatif), maupun kesesuaian dari segi keseimbangan ruang lingkup pokok persoalan dengan kenyataan pembahasan (segi kuantitatif). Jauh lebih bijaksana memilih judul yang terbatas dengan diikuti pembahasan luar dan dalam daripada memilih judul yang luas dengan pembahasan yang sempit dan dangkal.
f)       Judul karangan hendaknya menunjukkan kepada pembaca hakikat pokok persoalan yang dikemukakan dalam karangan, sehingga setiap pembaca dengan segera mengetahui, apakah ia berkepentingan dengan karangan itu atau tidak.
Sesungguhnya masih banyak yang perlu diperhatikan di dalam merumuskan sebuah judul karangan yang baik dan menarik, tetapi apabila keenam hal tersebut di atas dapat dipenuhi atau diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka judul yang dibuat itu sudah cukup memadai adanya.
Keberhasilan memilih dan merumuskan judul karangan secara jelas dapat mewakili pokok persoalan yang hendak dipaparkan, sudah merupakan modal yang berharga untuk menyusun karangan yang bermutu sebagai hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

No comments:

Post a Comment

Blogroll

About