PERENCANAAN KARYA TULIS
ILMIAH
NAMA KELOMPOK 9:
1.Gladys Sulawestia Riswandi B11116342
2.Nur Ainun Mutmainnah B11116369
3.Fadillah Nur Ikhsani B11116368
4.Arifathul Amri B11116374
5.Ilham B11116385
BAB 12
PERENCANAAN KARYA TULIS
ILMIAH
(PERUMUSAN TOPIK DAN
JUDUL KARANGAN)
I.
PENDAHULUAN
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran
manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau
kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat melatih orang
untuk mengeluarkan pikirannya dengan baik sehingga dapat dimengerti oleh orang
lain. Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan
dengan sadar, berarah, dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan
lain yang perlu diperhatikan agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan
meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan
dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan.
Tahap perencanaan karangan merupakan tahap awal atau
tahap persiapan dan rangkaian proses penulisan. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini meliputi, antara lain:
1) Memilih
dan membatasi bahan pembicaraan (topik)
2) Merumuskan
judul karangan yang baik
II.
TOPIK
KARANGAN
Kegiatan yang pertama ialah menjawab pertanyaan “Apa
yang akan saya tulis/karang?”. Memilih topik berarti memilih apa yang akan
menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan/karangan. Pokok pembicaraan yang
dimaksud adalah sesuatu yang belum terurai. Kegiatan pada tahap pertama ini
sering mengalami kesukaran, bahkan menjadi beban berat terutama bagi
calon/orang yang baru mulai menulis. Hal ini disebabkan oleh kesukaran untuk
menemukan topik mana yang akan atau dapat dipergunakan untuk menyusun karangan.
Selain itu, sering pula diperhadapkan kepada sikap untuk memilih satu di antara
sekian banyak bahan yang dapat dibicarakan. Dalam hal ini harus berpegang teguh
pada satu pilihan saja.
Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti
pengalaman, pendapat/penalaran, pengamatan dan penyelidikan terhadap sesuatu,
baik yang akan dilakukan sendiri di lapangan maupun melalui buku-buku dan
karangan-karangan lainnya. Selain itu, kreasi imajinatif (daya khayal) dapat
dijadikan sumber bahan penulisan. Namun, topik-topik yang dipilih untuk
karangan ilmiah, banyak bersumber pada pengalaman, pendapat/penalaran,
pengamatan, dan penyelidikan.
Bila penulis mengalami kesukaran menemukan topik
atau pokok pembicaraan untuk dijadikan bahan dalam penulisan maka
petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat membantu.
1) Selalu
berusaha menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, membaca, dan
mengalami sendiri berbagai peristiwa.
2) Rajin
mengamat-amati sesuatu yang terjadi di sekitar kita atau membaca buku-buku yang
merupakan hasil pengamatan dan penelitian orang lain.
3) Selalu
mengembangkan imajinasi (daya khayal) dan kreativitas diri.
4) Sering
mengadakan diskusi dan tukar-menukar pendapat dan mempertahankannya dengan
argumentasi dan contoh yang baik dan tepat, serta memperluas cakrawala
berpikir.
1.
Memilih
Topik
Setelah melakukan hal di atas dan menentukan
sejumlah topik yang dapat dijadikan tulisan/karangan maka langkah selanjutnya
ialah mengadakan evaluasi untuk memilih satu di antara sekian banyak yang telah
ditemukan. Sehubungan dengan evaluasi topik atau memilih topik yang baik untuk
dijadikan karanngan, terutama karangan ilmiah maka hal-hal di bawah ini perlu
dipertimbangkan, antara lain:
1) Topik
menarik perhatian penulis
Topik yang menarik perhatian penulis akan
memungkinkan penulis berusaha terus-menerus mencari data untuk memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi. Penulis akan didorong terus-menerus agar dapat
menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.
2) Topik
dikenal/diketahui dengan baik
Yang dimaksud dengan sebuah topik dikenal/diketahui
dengan baik adalah bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya diketahui
oleh penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya. Penulis
akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi,
wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu
bertambah dalam.
3) Bahannya
dapat diperoleh
Sebuah topik yang baik harus dapat dipikirkan apakah
bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila bahannya cukup
tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk memperolehnya, kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4) Topik
dibatasi ruang lingkupnya
Topik yang terlampau umum dan luas yang mungkin
belum cukup kemampuan untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi
ruang lingkupnya.
2.
Pembatasan
Topik
Di atas telah dipaparkan bahwa yang pertama-pertama
harus diusahakan dalam penulisan karangan ialah pokok pembicaraan (topik) yang
tegas, bukan judul yang menarik. Penulisan karangan harus memulai dengan topik
yang cakupannya terbatas dan mudah dipahami. Topik yang terbatas maksudnya
bahwa topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ruang lingkupnya.
Topik yang terlalu umum dan luas dapat mengakibatkan
uraian menjadi kabur dan tidak terarah. Paling tidak, topik yang terlalu umum
dan luas tidak memberikan kesempatan untuk membahasnya secara mendalam.
Sebaliknya, topik yang terlalu sempit akan bersifat sangat khusus dan tidak
banyak manfaatnya, kecuali jika melaporkan hasil suatu studi kasus.
Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu
penulis sekurang-kurangnya dalam dua hal.
Pertama
: memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan
diri karena pokok persoalan itu benar-benar diketahui dengan jelas apa yang
hendak ditulis.
Kedua
: pembatasan topik memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih
intensif mengenai masalah yang ditulis. Dengan pembatasan topik itu, penulis
akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan.
Membatasi ruang lingkup pokok pembicaraan
(topik) dapat dilakukan dengan cara-cara antara lain:
1) Mengambil
sebuah topik yang umum dan luas. Selanjutnya memecahkannya menjadi
bagian-bagian yang semakin terbatas.
Contoh
:
Topik umum dan luas : pembentukan kata
Topik terbatas : pembentukan kata secara afiksasi
Topik lebih terbatas :
pembentukan kata secara afiksasi yang menghasilkan kata kerja
2) Pembatasan
topik dapat juga dilakukan melalui berbagai aspek yang ada.
Cara-cara
yang dimaksud adalah :
a. Menurut
tempat
Contoh
:
Topik
umum : Bahasa Indonesia
Topik
terbatas : Bahasa Indonesia Dialek Jakarta
b. Menurut
waktu/periode/zaman
Contoh
:
Topik
umum : Kebudayaan Indonesia
Topik
terbatas : Seni Lukis Indonesia Kontemporer
c. Menurut
hubungan sebab-akibat
Contoh
:
Topik
umum : Dekadensi Moral di Kalangan Kaum
Remaja
Topik
terbatas : Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Kaum
Remaja
d. Menurut
bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, dan
kesenian)
Contoh
:
Topik
umum : Perkembangan Politik di
Indonesia
Topik
terbatas : Perkembangan Politik di Indonesia Era Reformasi
e. Menurut
objek material dan objek formal
Objek
material ialah yang dibicarakan, sedangkan objek formal ialah dari sudut/aspek
mana bahan itu ditinjau.
Contoh
:
Topik
umum : Perkembangan Pers (sebagai Objek
Material)
Topik
terbatas : Perkembangan Pers Ditinjau dari Segi Kebebasan (sebagai objek
formal)
3.
Judul
Karangan
Tahap selanjutnya dari rangkaian kegiatan dalam
perencanaan karangan ialah menentukan/merumuskan judul yang cocok/sesuai. Judul
karangan sering dikacaukan dengan pengertian topik atau pokok pembicaraan.
Topik dan judul berbeda. Topik seperti yang telah
disebutkan di atas ialah pokok pembicaraan atau pokok masalah yang dibahas
dalam karangan, sedangkan judul ialah kepala atau nama sebuah karangan. Topik
harus ditentukan sebelum penulis memulai menulis, sedangkan judul tidak selalu
demikian, dapat dibuat/ditentukan setelah karangan itu selesai.
Apabila judul ditentukan sebelum memulai menulis
maka penulis/pengarang hendaknya selalu bersedia untuk mempertimbangkannya
kembali sesudah karangan selesai ditulis seluruhnya. Hal ini dmaksudkan agar
judul sebagai kepala karangan sesuai betul dengan isi karangan.
Sebagai kepala karangan, judul memiliki kedudukan
yang penting karena judul harus mampu menarik perhatian pembaca. Judul dapat
saja diambil dari kata-kata, frase, atau kalimat yang menarik yang terdapat
dalam karangan tersebut.
Itulah sebabnya kata-kata yang dipilih untuk judul
karangan harus dipertimbangkan sedemikian rupa agar cocok betul dijadikan
sebagai kepala karangan. Dengan demikian, antara judul, topik, dan isi karangan
ada hubungannya/kaitan yang erat, terutama karangan yang bersifat ilmiah.
Sebuah topik yang terbatas dan memenuhi syarat-syarat untuk judul karangan maka
topik tersebut dapat langsung dijadikan judul karangan.
Judul karangan ilmiah harus dipikirkan secara
sungguh-sungguh dengan memperhatikan persyaratan antara lain :
a) Judul
harus relevan : artinya sebuah judul yang baik harus mempunyai pertalian
dengan topik, isi, dan jangkauan
pembahasannya.
b) Judul
harus provokatif : artinya judul harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga
dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi karangan itu.
c) Judul
harus singkat : artinya judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa
yang panjang, melainkan harus mengambil frasa atau kata. Bila tidak dapat
dihindari judul yang panjang, pengarang dapat menempuh jalan keluar dengan
menciptakan judul utama yang singkat, tetapi judul tambahan yang panjang (anak
judul).
d) Judul
harus sejelas mungkin : maksudnya judul tidak boleh dinyatakan dalam kata
kiasan dan tidak mengandung makna ganda. Hal seperti ini dihindari agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman atau interpretasi yang lain antara pengarang dan
pembaca. Jadi, kata-kata yang dipilih untuk judul karangan sedapat mungkin kata
yang bermakna denotasi (makan konsep).
e) Judul
harus dibatasi sedemikian rupa agar terdapat kesesuaian dengan isi karangan,
baik kesesuaian dari segi sifat atau sudut pandang (segi kualitatif), maupun
kesesuaian dari segi keseimbangan ruang lingkup pokok persoalan dengan
kenyataan pembahasan (segi kuantitatif). Jauh lebih bijaksana memilih judul
yang terbatas dengan diikuti pembahasan luar dan dalam daripada memilih judul
yang luas dengan pembahasan yang sempit dan dangkal.
f) Judul
karangan hendaknya menunjukkan kepada pembaca hakikat pokok persoalan yang
dikemukakan dalam karangan, sehingga setiap pembaca dengan segera mengetahui,
apakah ia berkepentingan dengan karangan itu atau tidak.
Sesungguhnya masih banyak yang perlu diperhatikan di
dalam merumuskan sebuah judul karangan yang baik dan menarik, tetapi apabila
keenam hal tersebut di atas dapat dipenuhi atau diperhatikan dengan
sungguh-sungguh maka judul yang dibuat itu sudah cukup memadai adanya.
Keberhasilan memilih dan merumuskan judul karangan
secara jelas dapat mewakili pokok persoalan yang hendak dipaparkan, sudah
merupakan modal yang berharga untuk menyusun karangan yang bermutu sebagai
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment