Pengembangan Paragraf
Oleh Kelompok 7:
Siti Ratih Wardoyo (B11116341)
Fajar Muhammad (B11116341)
Narumi Ramadani Nasrul (B11116343)
Siti Shafira Salsabila (B11116352)
A. Megadara Santri R (B11116353)
Sri Dewi Sandra (B11116358)
Universitas Hasanuddin
Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
2017
PENGEMBANGAN PARAGRAF
BAB IX
PENGEMBANGAN PARAGRAF
1. Pendahuluan
Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling
berhubungan. Kalimat-kalimat tersebut diikat oleh satu pikiran utama dan
dijelaskan secara terinci oleh beberapa kalimat penjelas. Pikiran utama dan
pikiran penjelas masing-masing tertuang dalam kalimat utama dan kalimat
penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf terdapat satu kalimat utama dan beberapa
kalimat penjelas. Ada beberapa cara penempatan kalimat utama dalam sebuah
paragraf yang sesuai dengan jalan pikiran penulisnya.
2. Cara
Penempatan Pikiran Utama
2.1 Pikiran utama yang terletak di awal
paragraf
Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan pikiran utama yang
tertuang dalam satu kalimat. Penjelasan terhadap pikiran utama tersebut
diberikan melalui sejumlah kalimat penjelas. Paragraf yang demikian sering
disebut dengan paragraf deduktif. Yakni pargraf yang pikiran utamanya terletak
di awal paragraf.
2.2 Pikiran utama pada akhir
paragraf
Paragraf jenis ini disusun melalui dengan terlebih dahulu
dengan mengemukakan kalimat-kalimat penjelas, kemudian disudahi dengan
kalimat utama yang memuat pikiran utama. Paragraf jenis ini disebut paragraf induktif.
2.3 Pikiran utama pada awal
dan akhir paragraf
Kalimat tama dapat dapat ditempatkan pada awal dan diulangi pada
akhir paragraf. Maksud pengulangan ini adalah memberikan tekanan pada pikiran
utama paragraf dan sebagai penegasan kembali isi pernyataan yang dikemukakan
pada awal paragraf. Paragraf ini merupakan jenis paragraf gabungan dari
paragraf induktif dan deduktif
2.4 Paragraf dengan pikiran utama
tersirat
Pargraf ini adalah paragraf yang mempunyai kalimat utama yang
tersirat dimana semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentngnya dan bekerja
sama menggambarkan pikiran utama yang terdapat dalam paragraf.
3.
Pengurutan Kalimat Uataa dan Kalimat Penjelas
Kalimat utama dan kalimat penjelas dapat disusun menjadi paragraf
yang baik dengan menggunakan urutan tertentu. Urutan kalimat dalam paragraf
dapat disusun menurut urutan logis, urutan kronologis, dan urutan klimaks atau
antiklimaks. Urutan-urutan tersebut akan dijelaskan secara singkat dengan
contoh masing-masing berikut ini.
3.1 Urutan Logis
urutan logis adalah urutan yang menyebutkan lebih dahulu hal-hal
yang umum, kemudian ke hal-hal yang khusus atau sebaliknya.
3.2 Urutan kronologis
Urutan kronologis adalah urutan kejadian menurut waktu. Peristiwa
yang digambarkandalam paragraf diurut menurut tingkat perkembangannya dari
waktu ke waktu dan biasanya dipakai pada tulisan naratif
3.3 Urutan klimaks dan
antiklimaks
Mula-mula disebutkan suatu kejadian biasa kemudian lambat laun
meningkat menjadi makin penting sampai ada yang palign penting dan makin
menonjol. Atau sebaliknya.
4.
Pengembangan Paragraf
Sebuah paragraf yang mengandung satu pikiran utama dan beberapa
pikiran penjelas. Yang merupakan pengecualian adalah paragraf naratif dan
deskriptif. Dalam pengembangannya, pikiran utama dituangkan ke dalam kalimat
utama, sedangkan pikiran pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat kalimat
penjalas sebagai rincian kalimat utama
Ada beberapa pola pengembangan paragraf, antara lain
1. Dengan hal-hal yang khusus
2. Dengan tenik klasifikasi
3. Dengan alasan-alasan
4. Dengan perbandingan
5. Dengan contoh-contoh
6. Dengan definisi luas
7. Dengan campuran
Teknik Pengembangan Paragraf
1. Pengembangan Dengan hal-hal yang
Khusus.
Dalam bentuk ini pikiran utama diletakkan pada awal paragraf,
kemudian diikuti dengan perincian-perincian. atau rincian-rincian yang
dituliskan terlebih dahulu, kemudian pada akhir paragraf disimpulkan pikiran
utamanya.
2. Pengembangan dengan teknik
klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan teknik ini berkaitan dengan upaya
mencari kelompok besar ataupun kecil yang mencakupi objek yang dibicarakan
dalam kalimat utama.
3. Pengembangan dengan alasan
Pengembangan menurut pola ini, fakta yang menjadi sebab terjadinya
sesuatu itu dikemukakan terlebih dahulu, kemudian disusul oleh
rincian-rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini sebab menjadi pikiran utama,
sedangkan akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.
4. Pengembangan dengan perbandingan
Pengembnagan pargraf dengan pola ini, Penulis mamaparkan persamaan
dan perbedaan dua objek/gagasan atau lebih.
5. Pengembangan dengan contoh-contoh
Pola pengembangan seperti ini terlebih dahulu dikemukakan suatu
pernyataan kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh konkret.
6. Pengembangan dengan definisi luas
Definisi luas ini dipakai untuk mengembangkan pikiran utama.
7. Pengembangan dengan Campuran
Pada pola pengembangan ini rincian-rincian terhadap kalimat utama
terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf.
Syarat Paragraf yang
Baik
Paragraf yang baik
hendaknya memenuhi dua syarat, yaitu (1) kesatuan dan (2) kepaduan (Arifin
1988:126; Soedjito 1991:30). Selanjutnya Sakri (1992:2) menambahkan ciri ketiga
paragraf yang baik, yakni memiliki isi yang memadai. Berikut ini diuraikan
secara rinci.
a.
Kesatuan
Dalam sebuah paragraf hanya
terdapat satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk
paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang
menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang
menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf itu, maka paragraf itu
menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus
dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses. Kata-kata
ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final
Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota
Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng.
Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapar
terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu.
Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng.
Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng
dalam arena kejurnas.
Paragraf tersebut terdiri
atas enam kalimat. Dalam paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang
terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jatengmenyimpang dari
pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok
pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab
itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga paragraf itu menjadi utuh.
b. Kepaduan
Kepaduan paragraf dapat
dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan
(kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan
kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang
sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.
Ungkapan pengait
antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata transisi
yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain adalah sebagai berikut.
(1) Hubungan
tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu,
berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
(2) Hubungan
pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya,
meskipun begitu, lain halnya.
(3) Hubungan
perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.
(4) Hubungan
akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya, maka.
(5) Hubungan
tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
(6) Hubungan
singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain,
sebagai simpulan.
(7) Hubungan
waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.
(8) Hubungan
tempat: berdekatan dengan itu.
Paragraf di bawah ini
memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan
penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas
bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu,
bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para pemburu
saham. Agaknya, pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya
saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung
minat pemilik yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan
(IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG
itu meloncat ke tingkat 101,828 persen.
Dengan dipasangnya pengait
antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya,
dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf dapat
dirasakan dan urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
c. Isi yang memadai
Sebuah paragraf dikatan
memiliki isi yang memadai jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan
patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan
semua informasi yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai.
Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak
jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya
terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling
tidak kalimat utama dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.
No comments:
Post a Comment