Sunday, June 4, 2017

Makalah Pengembangan Paragraf

Share it Please



Pengembangan Paragraf






Oleh Kelompok 7:
Siti Ratih Wardoyo (B11116341)
Fajar Muhammad (B11116341)
Narumi Ramadani Nasrul (B11116343)
Siti Shafira Salsabila (B11116352)
A. Megadara Santri R (B11116353)
Sri Dewi Sandra (B11116358)

Universitas Hasanuddin
Fakultas Hukum
Program Studi Ilmu Hukum
2017



PENGEMBANGAN PARAGRAF


BAB IX
PENGEMBANGAN PARAGRAF

1.      Pendahuluan

Sebuah paragraf dibangun oleh beberapa kalimat yang saling berhubungan. Kalimat-kalimat tersebut diikat oleh satu pikiran utama dan dijelaskan secara terinci oleh beberapa kalimat penjelas. Pikiran utama dan pikiran penjelas masing-masing tertuang dalam kalimat utama dan kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf terdapat satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Ada beberapa cara penempatan kalimat utama dalam sebuah paragraf yang sesuai dengan jalan pikiran penulisnya.

            2. Cara Penempatan Pikiran Utama

2.1     Pikiran utama yang terletak di awal paragraf

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan pikiran utama yang tertuang dalam satu kalimat. Penjelasan terhadap pikiran utama tersebut diberikan melalui sejumlah kalimat penjelas. Paragraf yang demikian sering disebut dengan paragraf deduktif. Yakni pargraf yang pikiran utamanya terletak di awal paragraf.

2.2      Pikiran  utama pada akhir paragraf
Paragraf jenis ini disusun melalui dengan terlebih dahulu dengan  mengemukakan kalimat-kalimat penjelas, kemudian disudahi dengan kalimat utama yang memuat pikiran utama. Paragraf jenis ini disebut paragraf induktif.

2.3       Pikiran utama pada awal dan akhir paragraf

Kalimat tama dapat dapat ditempatkan pada awal dan diulangi pada akhir paragraf. Maksud pengulangan ini adalah memberikan tekanan pada pikiran utama paragraf dan sebagai penegasan kembali isi pernyataan yang dikemukakan pada awal paragraf. Paragraf ini merupakan jenis paragraf gabungan dari paragraf induktif dan deduktif

2.4      Paragraf dengan pikiran utama tersirat

Pargraf ini adalah paragraf yang mempunyai kalimat utama yang tersirat dimana semua kalimat yang menyusun paragraf sama pentngnya dan bekerja sama menggambarkan pikiran utama yang terdapat dalam paragraf.

            3.     Pengurutan Kalimat Uataa dan Kalimat Penjelas

Kalimat utama dan kalimat penjelas dapat disusun menjadi paragraf yang baik dengan menggunakan urutan tertentu. Urutan kalimat dalam paragraf dapat disusun menurut urutan logis, urutan kronologis, dan urutan klimaks atau antiklimaks. Urutan-urutan tersebut akan dijelaskan secara singkat dengan contoh masing-masing berikut ini.

3.1      Urutan Logis
urutan logis adalah urutan yang menyebutkan lebih dahulu hal-hal yang umum, kemudian ke hal-hal yang khusus atau sebaliknya.

3.2      Urutan kronologis
Urutan kronologis adalah urutan kejadian menurut waktu. Peristiwa yang digambarkandalam paragraf diurut menurut tingkat perkembangannya dari waktu ke waktu  dan biasanya dipakai pada tulisan naratif

3.3       Urutan klimaks dan antiklimaks
Mula-mula disebutkan suatu kejadian biasa kemudian lambat laun meningkat menjadi makin penting sampai ada yang palign penting dan makin menonjol. Atau sebaliknya.

            4.   Pengembangan Paragraf

Sebuah paragraf yang mengandung satu pikiran utama dan beberapa pikiran penjelas. Yang merupakan pengecualian adalah paragraf naratif dan deskriptif. Dalam pengembangannya, pikiran utama dituangkan ke dalam kalimat utama, sedangkan pikiran pikiran penjelas dituangkan ke dalam kalimat kalimat penjalas sebagai rincian kalimat utama

Ada beberapa pola pengembangan paragraf, antara lain

1.      Dengan hal-hal yang khusus
2.      Dengan tenik klasifikasi
3.      Dengan alasan-alasan
4.      Dengan perbandingan
5.      Dengan contoh-contoh
6.      Dengan definisi luas
7.      Dengan campuran

Teknik Pengembangan Paragraf

1.      Pengembangan Dengan hal-hal yang Khusus.
Dalam bentuk ini pikiran utama diletakkan pada awal paragraf, kemudian diikuti dengan perincian-perincian. atau rincian-rincian yang dituliskan terlebih dahulu, kemudian pada akhir paragraf disimpulkan pikiran utamanya.

2.      Pengembangan dengan teknik klasifikasi
Pengembangan paragraf dengan teknik ini berkaitan dengan upaya mencari kelompok besar ataupun kecil yang mencakupi objek yang dibicarakan dalam kalimat utama.

3.      Pengembangan dengan alasan
Pengembangan menurut pola ini, fakta yang menjadi sebab terjadinya sesuatu itu dikemukakan  terlebih  dahulu, kemudian disusul oleh rincian-rincian sebagai akibatnya. Dalam hal ini sebab menjadi pikiran utama, sedangkan akibat merupakan pikiran-pikiran penjelas.

4.      Pengembangan dengan perbandingan
Pengembnagan pargraf dengan pola ini, Penulis mamaparkan persamaan dan perbedaan dua objek/gagasan atau lebih.

5.      Pengembangan dengan contoh-contoh
Pola pengembangan seperti ini terlebih dahulu dikemukakan suatu pernyataan kemudian disebutkan rincian-rincian berupa contoh-contoh konkret.

6.      Pengembangan dengan definisi luas
Definisi luas ini dipakai untuk mengembangkan pikiran utama.


7.      Pengembangan dengan Campuran
Pada pola pengembangan ini rincian-rincian terhadap kalimat utama terdiri atas campuran dari dua atau lebih cara pengembangan paragraf.


Syarat  Paragraf yang Baik

Paragraf yang baik hendaknya memenuhi dua syarat, yaitu (1) kesatuan dan (2) kepaduan (Arifin 1988:126; Soedjito 1991:30). Selanjutnya Sakri (1992:2) menambahkan ciri ketiga paragraf yang baik, yakni memiliki isi yang memadai. Berikut ini diuraikan secara rinci.

a.       Kesatuan

Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran. Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari  pokok pikiran paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh. Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapar terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena kejurnas.

Paragraf tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jatengmenyimpang dari pokok pikiran Jateng sukses, sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan sehingga paragraf itu menjadi utuh.

b. Kepaduan

Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat secara logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

Ungkapan pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain adalah sebagai berikut.

(1)   Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.

(2)   Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.

(3)   Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal yang demikian, sehubungan dengan itu.

(4)   Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,  maka.

(5)   Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.

(6)   Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya, pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.

(7)   Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu, beberapa saat kemudian.

(8)   Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.

Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum ada isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu, bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para pemburu saham. Agaknya, pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di bursa. Oleh karena itu, bursa efek berusaha menampung minat pemilik yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen.
Dengan dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf  tersebut, kepaduan paragraf dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.

c.  Isi yang memadai

Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang kerkaitan dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat, jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh beberapa kalimat penjelas.

No comments:

Post a Comment

Blogroll

About