TUGAS
BAHASA INDONESIA
“PEMBENTUKAN
DAN PERLUASAN KALIMAT”
DISUSUN
OLEH: KELOMPOK 4
MEIRINDA DWIRANI B11116330
AYU EKANANDA B11116331
LAODE MUH YUSRIL IHZA MAHENDRO ADO
B11116337
AGUSTIRA YANTI PUTRI B11116347
ANDI MUHAMMAD RYAS YUNUS B11116377
REZKI AULIYAH AL IMRAN B11116378
FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN
PEMBENTUKAN
DAN PERLUASAN KALIMAT
1.
PENDAHULUAN
Gagasan dan pikiran (konsep) yang
dimiliki oleh seorang penulis dapat dipahami oleh pembaca jika diungkapkan
dalam bentuk kalimat. Kalimat dapat diungkapkan melalui rangkaian kata yang
terpilih dan tersusun sesuai dengan kaidah pembentukan kalimat. Kaidah
pembentukan kalimat sangat terkait dengan kelengkapan dan keteraturan unsur
sebuah kalimat. Unsur pembentuk kalimat berupa subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit) dan disusun
secara logis dan teratur. Kalimat yang jelas dan teratur akan mudah dipahami
oleh pembaca secara tepat sesuai dengan maksud (informasi) yang ingin
disampaikan penulisnya. Kalimat yang memenuhi syarat tersebut terkait pula
dengan keefektifan kalimat. Seorang penulis yang telah menuangkan
gagasan-gagasannya dalam bentuk kalimat yang efektif akan membantu mewujudkan
keingintahuan pembaca terhadap isi sebuah tulisan,
Untuk memperjelas uraian yang
terkait dengan pembentukan kalimat akan dijelaskan tentang dasar-dasar
pembentukan kalimat dan unsur-unsur kalimat. Adapun, untuk memperjelas uraian
yang terkait dengan keefektifan kalimat akan dijelaskan tentang kepaduan unsur
kalimat, kelogisan sebuah kalimat, kehematan kata, dan keparalelan bentuk kata.
2.
DASAR-DASAR
PEMBENTUKAN KALIMAT
Sebuah kalimat
tunggal dibangun oleh satu pola kalimat, yaitu sekurang-kurangnya terdiri atas
dua unsur, yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Subjek merupakan
unsur yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan predikat merupakan unsur yang
memberikan penjelasan terhadap pokok pembicaraan. Jika predikat kalimat
menggunakan kata kerja aktif transitif, kalimat tersebut harus dilengkapi
dengan objek (O) tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan
terhadap predikat kalimat adalah pelengkap (Pel) dan keterangan (K).
3.
UNSUR-UNSUR
KALIMAT
Bagian ini yang harus hadir dalam
sebuah kalimat adalah subjek dan predikat. Bagian inti kalimat adalah bagian
yang tidak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi
sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan
terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O), pelengkap (Pel), atau
keterangan (K). hal tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.
3.1 Subjek dan Predikat
Setiap kalimat memiliki unsur
subjek dan predikat. Hubungan antara subjek dan predikat turut menentukan isi
pikiran yang terkandung dalam sebuah kalimat. Kata atau kelompok kata yang
digaribawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai subjek dan predikat.
Contoh:
(1)
Mereka
sedang beristirahat.
S P
(2)
Perusahaannya
semakin meningkat.
S P
Unsur
subjek dan predikat kalimat dapat dipertukarkan sehingga membentuk variasi pola
struktur kalimat.
Contoh:
(1a)
Sedang beristirahat mereka.
P S
(2a)
Semakin meningkat perusahaannya.
P S
3.2 Predikat dan Objek
Predikat kalimat
memiliki hubungan yang erat dengan objeknya. Artinya antara predikat dan objek
tidak boleh disisipi kata lain.
Contoh:
(3)
Ani
merayakan hari ulang tahunnya di rumah.
S
P O K
(4)
Mahasiswa
sedang mengerjakan tugas di kelas.
S P O K
Pengubahan pola kalimat dengan variasi lain harus
tetap mempertahankan posisi objek di belakang predikat (P/O).
Contoh:
(3a) Ani di rumah merayakan hari
ulang tahunnya.
S K P O
(3b) Di rumah Ani merayakan hari
ulang tahunnya.
K S P O
(3c) Ani merayakan di rumah hari
ulang tahunnya.
S P K O
(4a) Mahasiswa di kelas sedang
mengerjakan tugas.
S K P O
(4b) Di kelas mahasiswa sedang
mengerjakan tugas.
K S P O
(4c) Mahasiswa sedang mengerjakan di kelas
tugas.
S P K O
3.3 Objek dan Pelengkap
Objek
dan pelengkap memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berada pada posisi di belakang
predikat. Akan tetapi, objek pada kalimat aktif dapat berubah menjadi subjek
dan kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek dalam
kalimat pasif.
Contoh:
(5)
Negara Indonesia
berdasarkan pancasila.
S P Pel
(6)
Anak-anak itu
sedang bermain bola.
S P Pel
Objek pada kalimat (3) dan (4) dapat berubah menjadi
subjek dalam pemasifannya.
Contoh:
(3d) Hari ulang tahunnya dirayakan (oleh)
Ani di rumah.
S P Pel K
(4d) Tugas sedang dikerjakan oleh
mahasiswa di kelas.
S P Pel K
Pelengkap pada kalimat (5) dan (6) tidak dapat
berubah menjadi subjek dalam pemasifannya.
Contoh:
(5a) Pancasila didasarkan negara
Indonesia.
S P Pel
(6a) Bola sedang dimain anak-anak
itu.
S P Pel
3.4 Objek dan Keterangan
Objek dan keterangan adalah dua
unsur yang sering muncul dalam kalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan
antara objek dan predikat lebih erat daripada hubungan antara keterangan dan
predikat. Oleh karena itu, keterangan dapat menduduki posisi berbagai posisi
tanpa mengubah makna kalimat, yaitu dapat berada di depan subjek dan predikat,
di belakang predikat, tetapi tidak dapat berada di antara predikat dan objek.
Contoh:
(7)
Kami
merayakan hari ulang tahunnya kemarin.
S P O K
Kalimat tersebut dapat divariasikan menjadi :
(7a) Kemarin kami merayakan hari
ulang tahunnya.
K S P O
(7b) Kami kemarin merayakan hari
ulang tahunnya.
S K P O
(7c) Kami merayakan kemarin hari
ulang tahunnya.
S P K O
4. MACAM-MACAM
PERLUASAN KALIMAT
4.1 Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu
pola (klausa), yang terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan
kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat
ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola
kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a.
KB + KK
(kata benda + kata kerja)
Contoh:
Ibu memasak
S P
b. KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat
rajin.
S
P
c. KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu
ada dua buah.
S P
Kalimat tunggal terdiri dari 2
jenis, yaitu:
§ Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya
menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua
orang.
§ Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja
sebagai predikatnya.
Contoh: Saya sedang mandi.
4.2 Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang
terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua
atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun
subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan
atas 3 jenis:
a. Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang
terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal
itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu. Struktur
kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan
masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh:
Adik menyanyi dan saya menari.
b. Kalimat Majemuk Rapatan (KMR)
Kalimat majemuk rapatan adalah
gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya
sama, maka bagian yang hanya disebutkan sekali.
Contoh:
Kalimat 1: Ia hanya datang di
sekolah
Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah
Kalimat Akhir : Ia hanya datang dan
duduk di sekolah
c.
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat
majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat
atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk
bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul
akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Kalimat majemuk
bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu
atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur
kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika,
karena, supaya, meskipun, jika,agar, dan
sehingga.
Contoh :
Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi orang
sukses
d.
Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan
penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat.
Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
Contoh:
1.
Toni bermain dengan Kevin. (kalimat 1)
2.
Rina membaca buku dikamar. (kalimat 2)
3.
Ketika aku datang kerumahnya. (kalimat 3)
Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina
membaca buku di kamar ketika aku datang ke rumahnya
KESIMPULAN
a.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan
suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat sekurangkurangnya
memiliki unsur subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja
transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur-unsur
kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan (Ket), kehadirannya bersifat tidak
wajib.
b.
Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang yang
berupa kelompok kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase
adalah kelompok kata (satuan gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi
kalimat atau kelompok kata yang unsurunsurnya masih mempertahankan makna
aslinya. Berbeda dengan frase, klausa merupakan kelompok kata yang memiliki
konstruksi sintaksis yang mengandung unsur subjek dan predikasi. Klausa
dibedakan menjadi klausa utama dan klausa bawahan; klausa utama adalah klausa
yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami,
sedangkan klausa bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa
itu tidak dapat berdiri sendiri.
c.
Unsur dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap
(Pel.), dan keterangan (Ket.).
d.
Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan
kalimat majemuk.
DAFTAR
PUSTAKA
No comments:
Post a Comment