Friday, June 2, 2017

Makalah Pembentukan dan Perluasan Kalimat

Share it Please
TUGAS BAHASA INDONESIA
“PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT”




DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4

MEIRINDA DWIRANI                                                           B11116330
AYU EKANANDA                                                                  B11116331
LAODE MUH YUSRIL IHZA MAHENDRO ADO          B11116337
AGUSTIRA YANTI PUTRI                                                   B11116347
ANDI MUHAMMAD RYAS YUNUS                         B11116377
REZKI AULIYAH AL IMRAN                                   B11116378


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS HASANUDDIN




PEMBENTUKAN DAN PERLUASAN KALIMAT
1.      PENDAHULUAN
Gagasan dan pikiran (konsep) yang dimiliki oleh seorang penulis dapat dipahami oleh pembaca jika diungkapkan dalam bentuk kalimat. Kalimat dapat diungkapkan melalui rangkaian kata yang terpilih dan tersusun sesuai dengan kaidah pembentukan kalimat. Kaidah pembentukan kalimat sangat terkait dengan kelengkapan dan keteraturan unsur sebuah kalimat. Unsur pembentuk kalimat berupa subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan harus tampak dengan jelas (eksplisit) dan disusun secara logis dan teratur. Kalimat yang jelas dan teratur akan mudah dipahami oleh pembaca secara tepat sesuai dengan maksud (informasi) yang ingin disampaikan penulisnya. Kalimat yang memenuhi syarat tersebut terkait pula dengan keefektifan kalimat. Seorang penulis yang telah menuangkan gagasan-gagasannya dalam bentuk kalimat yang efektif akan membantu mewujudkan keingintahuan pembaca terhadap isi sebuah tulisan,
Untuk memperjelas uraian yang terkait dengan pembentukan kalimat akan dijelaskan tentang dasar-dasar pembentukan kalimat dan unsur-unsur kalimat. Adapun, untuk memperjelas uraian yang terkait dengan keefektifan kalimat akan dijelaskan tentang kepaduan unsur kalimat, kelogisan sebuah kalimat, kehematan kata, dan keparalelan bentuk kata.

2.      DASAR-DASAR PEMBENTUKAN KALIMAT
Sebuah kalimat tunggal dibangun oleh satu pola kalimat, yaitu sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yaitu unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Subjek merupakan unsur yang menjadi pokok pembicaraan, sedangkan predikat merupakan unsur yang memberikan penjelasan terhadap pokok pembicaraan. Jika predikat kalimat menggunakan kata kerja aktif transitif, kalimat tersebut harus dilengkapi dengan objek (O) tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan terhadap predikat kalimat adalah pelengkap (Pel) dan keterangan (K).

3.      UNSUR-UNSUR KALIMAT
Bagian ini yang harus hadir dalam sebuah kalimat adalah subjek dan predikat. Bagian inti kalimat adalah bagian yang tidak dapat dihilangkan dalam struktur kalimat. Subjek kalimat berfungsi sebagai inti pembicaraan, sedangkan predikat berfungsi sebagai penjelasan terhadap subjek, yang dapat dilengkapi dengan objek (O), pelengkap (Pel), atau keterangan (K). hal tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.
3.1  Subjek dan Predikat
Setiap kalimat memiliki unsur subjek dan predikat. Hubungan antara subjek dan predikat turut menentukan isi pikiran yang terkandung dalam sebuah kalimat. Kata atau kelompok kata yang digaribawahi pada contoh berikut berfungsi sebagai subjek dan predikat.
Contoh:
(1)   Mereka sedang beristirahat.
       S                    P
(2)   Perusahaannya semakin meningkat.
      S                                    P
Unsur subjek dan predikat kalimat dapat dipertukarkan sehingga membentuk variasi pola struktur kalimat.
Contoh:
(1a) Sedang beristirahat mereka.
                      P                          S
(2a) Semakin meningkat perusahaannya.
                        P                               S
3.2   Predikat dan Objek
Predikat kalimat memiliki hubungan yang erat dengan objeknya. Artinya antara predikat dan objek tidak boleh disisipi kata lain.
Contoh:
(3)   Ani merayakan hari ulang tahunnya di rumah.
S               P                           O                        K
(4)   Mahasiswa sedang mengerjakan tugas di kelas.
         S                          P                   O          K
Pengubahan pola kalimat dengan variasi lain harus tetap mempertahankan posisi objek di belakang predikat (P/O).

Contoh:
(3a) Ani di rumah merayakan hari ulang tahunnya.
         S            K                 P                         O
(3b) Di rumah Ani merayakan hari ulang tahunnya.
                K          S             P                        O
(3c) Ani merayakan di rumah hari ulang tahunnya.
          S            P                 K                       O
(4a) Mahasiswa di kelas sedang mengerjakan tugas.
        S               K                     P                          O
(4b) Di kelas mahasiswa sedang mengerjakan tugas.
          K                 S                      P                      O
(4c) Mahasiswa sedang mengerjakan di kelas tugas.
         S                     P                             K           O

3.3  Objek dan Pelengkap
Objek dan pelengkap memiliki kesamaan, yaitu sama-sama berada pada posisi di belakang predikat. Akan tetapi, objek pada kalimat aktif dapat berubah menjadi subjek dan kalimat pasif, sedangkan pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek dalam kalimat pasif.

Contoh:
(5)   Negara Indonesia berdasarkan pancasila.
             S                            P                 Pel
(6)   Anak-anak itu sedang bermain bola.
               S                       P                Pel
Objek pada kalimat (3) dan (4) dapat berubah menjadi subjek dalam pemasifannya.
Contoh:
(3d) Hari ulang tahunnya dirayakan (oleh) Ani di rumah.
                             S                       P                Pel             K
(4d) Tugas sedang dikerjakan oleh mahasiswa di kelas.
             S                    P                             Pel                 K
Pelengkap pada kalimat (5) dan (6) tidak dapat berubah menjadi subjek dalam pemasifannya.
Contoh:
(5a) Pancasila didasarkan negara Indonesia.
                S                 P                     Pel
(6a) Bola sedang dimain anak-anak itu.
           S                 P                   Pel

3.4  Objek dan Keterangan
Objek dan keterangan adalah dua unsur yang sering muncul dalam kalimat untuk melengkapi predikat. Hubungan antara objek dan predikat lebih erat daripada hubungan antara keterangan dan predikat. Oleh karena itu, keterangan dapat menduduki posisi berbagai posisi tanpa mengubah makna kalimat, yaitu dapat berada di depan subjek dan predikat, di belakang predikat, tetapi tidak dapat berada di antara predikat dan objek.
Contoh:
(7)   Kami merayakan hari ulang tahunnya kemarin.
     S              P                        O                         K
Kalimat tersebut dapat divariasikan menjadi :
(7a) Kemarin kami merayakan hari ulang tahunnya.
                K          S              P                         O

(7b) Kami kemarin merayakan hari ulang tahunnya.
             S           K                P                        O
(7c) Kami merayakan kemarin hari ulang tahunnya.
            S              P                K                         O

4.       MACAM-MACAM PERLUASAN KALIMAT

4.1  Kalimat Tunggal

      Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu pola (klausa), yang terdiri dari subjek dan predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang paling sederhana. Kalimat tunggal yang sederhana ini dapat ditelusuri berdasarkan pola-pola pembentukannya.
Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a.            KB + KK (kata benda + kata kerja)

Contoh:
Ibu  memasak
       S          P

b.      KB + KS (kata benda + kata sifat)
Contoh:
Anak itu sangat rajin.
 S                  P

c.       KB + KBil (kata benda + kata bilangan)
Contoh:
Apel itu ada dua buah.
  S             P


Kalimat tunggal terdiri dari 2 jenis, yaitu:
§  Kalimat Nominal yaitu jenis kalimat yang pola predikatnya menggunakan kata benda.
Contoh: Adik perempuan saya ada dua orang.
§  Kalimat Verbal yaitu jenis kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh: Saya sedang mandi.

4.2 Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur kalimat majemuk terdiri dari dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik secara kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis:

a.    Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih kalimat tunggal, dan kedudukan tiap kalimat tunggal itu ialah setara baik secara struktur maupun makna kalimat itu. Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
Contoh:  Adik menyanyi dan saya menari.

b. Kalimat Majemuk Rapatan (KMR)
            Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang hanya disebutkan sekali.
Contoh:
            Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah
            Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah
            Kalimat Akhir : Ia hanya datang dan duduk di sekolah

c.         Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat. Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika,agar,  dan sehingga.
Contoh : Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi orang sukses

d.          Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang merupakan penggabungan antara kalimat majemuk setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Minimal pembentukan kalimatnya terdiri dari 3 kalimat.
  Contoh:
1.      Toni bermain dengan Kevin. (kalimat 1)
2.      Rina membaca buku dikamar. (kalimat 2)
3.      Ketika aku datang kerumahnya. (kalimat 3)

Kalimat akhir: Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar ketika aku datang ke rumahnya




























KESIMPULAN

a.       Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan suatu pikiran yang utuh dan dapat berdiri sendiri. Kalimat sekurangkurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Jika predikat kalimat itu berupa kata kerja transitif, unsur kalimat yang disebut objek juga harus hadir. Unsur-unsur kalimat yang lainnyapelengkap dan keterangan (Ket), kehadirannya bersifat tidak wajib.

b.      Unsur-unsur pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan ada pula yang yang berupa kelompok kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Frase adalah kelompok kata (satuan gramatikal) yang tidak melebihi batas fungsi kalimat atau kelompok kata yang unsurunsurnya masih mempertahankan makna aslinya. Berbeda dengan frase, klausa merupakan kelompok kata yang memiliki konstruksi sintaksis yang mengandung unsur subjek dan predikasi. Klausa dibedakan menjadi klausa utama dan klausa bawahan; klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya sudah dapat kita pahami, sedangkan klausa bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu tidak dapat berdiri sendiri.

c.       Unsur dalam kalimat adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (Ket.).

d.      Kalimat menurut jenis klausa dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.



       







DAFTAR PUSTAKA

















No comments:

Post a Comment

Blogroll

About