Assalamualaikum, bagi teman-teman yang mungkin diberikan tugas untuk membuat makalah tentang "konsep ketuhanan dalam islam", teman teman bisa mengambil dari blog saya sebagai salah satu referensi teman2 untuk membuat makalahnya, semoga bermanfaat :)
KONSEP KETUHANAN
DALAM ISLAM
Oleh
Kelompok 1
Fadhillah
Nur Ikhsani (B11116368)
Nasya Fajri
Muthiah (B11116389)
Narumi
Ramadani Nasrul (B11116343)
Satrio Aji
Putra (B11116375)
Meriyanti
Djaka(B11116333)
A.Muhammad Ryas
Yunus(B11116377)
Pembuktian Wujud Allah
A. Pembuktian
Wujud Allah
Untuk membuktikan
adanya Alah, al-Quran mengisyaratkan suatu metode yaitu menyelidiki
tentang kejadian manusia dan alam semesta Langit dan bumi serta isinya
merupakan bukf yang nyata tentang adanya Atah swt. Untuk membuktikan
wujud Allah, ibnu Rusyd menggunakan dua cara:
1. dalil
Inayah(the proof of providence), yaitu mengarahkan manusia untuk
mengamati alam semesta sebagai ciptaan Allah yang mempunyai tujuan/manfaat bagi
manusia. (QS Luqman/31:20, os. ana-Naba"/78:6-16 QS. Ali
Imran/3:190-191)
2. 2
dalil Ikhtira', yaitu mengarahkan manusia untuk mengamati makhluk yang
beraneka ragam yang penuh keserasian atau keharmonisan khususnya alam hayat.
(QS. al-Ghasyiyahl88: 17-22, QS. a-Hai22 73)
Bukti lain
tentang adanya ANah berdasarkan teori kefilsafatan antara lain
a.
Dali cosmological yang sering
dikemukakan berhubungan dengan ide tentang sebab(causafty). Plato dalam
bukunya Timeaus mengatakan bahwa tiap-tiap benda yang terjadi mesti ada yang
menjadikan. Dalam dunia kita tiap-tiap kejadian mesti didahului oleh
sebab-sebab dalam benda-benda yang terbatas(finite) rangkaian sebab
adalah terus menerus, akan tetapi dalam logika rangkaian yang terus
menerus itu mustahil.
b.
Dalil moral, argumen ini sering
dihubungkan dengan nama manuel Kant Menurut Kant, manusia mempunyai
perasaan oral yang tertanam dalam hati sanubannya. Orang merasa bahwa ia
mempunyai kewajiban untuk menjauhi perbuatan yang ruk dan melaksanakan
perbuatan yang baik Manusia melakukan hal itu hanya semata-mata karena perintah
yang timbul dalam lubuk hati Perintah berst universal dan absolut Dorongan
seperti ini tidak diperoleh dan pengalaman, tetapi manusia lahir dengan
perasaan itu Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa hampir seluruh manusia
menyakinl akan eksistensi fwujud Tuhan Namun ada sebagian keca tidak eksistensi
Dalam alQuran, penggambaran tentang pengakuan akan eksistensi Tuhan dapat
ditemukan s 63 Dalam tidak bahwa: "bangsa Arab yang penyembah berhala
menolak eksistensi peneipta lang dan bumi mereka ditanya siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan serta siapakah
yang menurunkan alr langt laki menghidupkan dengan air itu bumi sesudah
matinya? Mereka pasti menjawab Allah. Berdasarkan kandungan ayat ini dapat dipahami
bahwa bangsa Arab sungguhnya telah memahami dan menyakini akan eksistensi Tuhan
sebagai pencipta langit dan bumi serta pengaturnya Namun menurut al-Qur'an,
ada segelintir anak manusia yang menolak eksistensi Tuhan, seperti
penggambaran al-Quran dalam QS. aH Jasyiah/45: 24. Ayat ini
menegaskan bahwa: 'dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah
kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada
yang membinasakan kita selain masa Penolakan akan eksistensi Tuhan oleh
sebagian kecil manusia itu, hanya didasarkan pada dugaan semata dan tidak
didasarkan pada pengetahuan yang menyakinkan, seperti ditegaskan dalam
klausa penutup ayat 24 tersebut, yaitu: dan mereka sekalikali tidak
mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah
menduga-duga saja.
oleh karena itu sangat
logis jika akouran mempertanyakan sikap dan penolakan manusia akan eksistensi
Tuhan serta kekafiran manusia kepada Tuhan dan kesyirikan manusia.
Seperti ditegaskan dalam penutup ayat 61 surah alankabut di atas,
Terjemahan
: Maka berapakah mereka dapay dipalingkan(dari jalan yang benar).
Kandungan klausa ayat ini menggambarkan sebuah
keheranan, yakni mengapa manusia, setelah mengakui akan adanya
Tuhan sebagai pencipta langit dan bumi.... berpaling dari jalan yang
benar? Pertanyaan yang senada. seakan-akan apa yang teriadi sulit
untuk dapat dipercayai, juga ditemukan dalam as. al-Baqarah/2:28
Bagaimana kawan bisa kafr kepada Allah? Padahal kalian sebelumnya tidak
ada, kemudian Dia menciptakan kalian, lalu kemudian Dia mematikan
kalen, kemudian Dia menghidupkan kalian kembali dan akhinya kepada Dialah
kalian ambal Berdasarkan ayat ini, dapat ditegaskan bahwa penolakan
eksistensi Tuhan, prilaku kufur dan syirik adalah tidak pantas terjadi
bagi manusia Pada tempat lain yakni O.S ath-Thurl52 35-36. alouran
mempertanyakan: "Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka
yang menciptakan(diri mereka sendiri? Ataukah mereka telah menciptakan
langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak menyakini(apa yang mereka
katakan) Dari kandungan ayat 35-36 tersebut setidaknya ada tiga urutan
pertanyaan yang mesti dijawab dengan tepat yaitu:
1. Apakah
manusia tercipta tanpa pencipta?
2. Apakah manusia menciptakan diri mereka
sendiri? bumi.
3. Apakah
Manusia yang menciptakan langit dan padahal langit dan bumi telah ada sebelum
manusia?
Mencermati ketiga
pertanyaan di atas tampaknya akouran ingin menyadarkan logika ilmiah manusia
tentang eksistensi Tuhan dan kebutuhan manusa tedadap Tuhan coba kita that
jawaba pertama dan pertanyaan di atas Jaa awaban untuk pertanyaan kedua adalah
tidak manusia adalah ma membutuhkan untuk pencipta. Dengan demikian,
maka jawaban pertanyaan sudah pasti karena makhluk tidak mungkin dapat
dirinya sendiri Tegasnya semua makh temasuk manusia akan mungkin menad peno
kelipa jawabannya Demikian pufa tuk pertanyaan oieh manusia di manusia Fa tidak
dapat sesuatu yang sendiri, la bagaimana mungkin manusia menciptakan telah
ada sebelum dirinya ada Oleh karena itu sangat manusia mengklaim dirinya
sebagai Tuhan dan berkata bahwa dinnya adalah pencipta dan penguasa langit dan
bumi seperti apa yang dilakukan dan diakui oleh Firaun Coba cermati permisahi
benkut ini Sebagaimana kita ketahui bahwa sebuah kursi dibuat oleh tukan
pertanyaannya pemahkah atau dapatkah kursi itu menj tukang kursi? Ataukah
tukang kursi itu menjadi kursi? Jawabannya pastilah tidak. Demikian
pula manusia sebagai makhluk yang diciptakan dan Tuhan sebagai pecipta,
manusia bagaikan kusri yang tidak mungkin menjadi tukang kursi atau
Tuhan(Pencipta). Jadi betapa bodohnya manusia jika mengaku sebagai tuhan
dan yang lebih bodoh lagi adalah manusia yang mempertuhankan manusia
lainnya(meyakini pengakuan akan ketuhanan manusia lainnya) Di sisi lain,
bukankah pengakuan diri Firaun sebagai tuhan setelah ia menolak Tuhannya
Musa as dan yang diimani oleh pengikut Musa, merupakan bukti konkrit
bahwa manusia memiliki kesadaran akan eksistensi Tuhan dan manusia butuh akan
Dia? Sehingga ketika manusia(dalam hal ini Firaun) menolak eksistensi
Tuhan di luar dirinya, ia pun mengangkat dan mengakui dirinya sendiri
sebagai tuhan Dari sini dapat ditegaskan bahwa manusia tidak akan mampu
melepaskan diri dan pengakuan akan eksistensi Tuhan.
Kesalahan terbesar Firaun karena
mengakui dan mengangkat dirinya sebagai Tuhan, pada akhirnya la sadar dan
kemudian mengakui eksistensi Tuhan yang dimani Musa es dan Bani(meskipun
menurut alouran sudah terlambat) sepert ditegaskan dalam QS, Yunus
10:90 91. Bukankah pengakuan Firaun akan eksistensi Tuhannya Musa as dan
Bani Israil dan pembatatan ketuhanan dirinya sendiri. (yang terjadi kemudian,
pada saat ia akan tenggelam, ia tidak berdaya dan berkuasa lagi),
merupakan bukti bahwa pengakuan akan eksistensi Tuhan sudah inheren dalam
diri manusia Sungguh indah alauran mengibaratkan bahwa perasaan k kepada Tuhan
dan harapam akan pertolongan-Nya, secara spontan akan muncul,
ketika manusia mendapatkan musibah, seperti dikemukakan dalam QS,
al Isra/17 67 yaitu apabila kamu ditimpah marabahaya d lautan hilanglah
segala yang kamu puja-puja itu di ingatanmu kecuali Dia(Tuhan). Akan
tetapi setelah kamu diselamatkan-Nya ke daratan lantas kamu berpaling lagi
Sesungguhnya manusia tu tiada tahu berterima kasih." Jadi manusia
akan merasakan kebutuhannya akan dan kehadiran Tuhan, ketika ia dalam
keadaan kesulitan yang besar dan tidak ada lagi yang dapat menolongnya,
termasuk dirinya sendiri, maka pasti ia akan mengharapkan adanya
penolong yang menyelamatkannya dari kesulitan tersebut, itulah
Tuhan. Bukankah keadaan yang demikian itu menggambarkan bahwa manusia
mengakui eksistensi Tuhan dan pengakuan itu telah ada dan inheren dalam diri
manusia(merupakan fitrah manusia). Hal ini ditegaskan dalam QS. al
Araf 7172, bahwa setiap anak cucu Adam telah diambil kesaksian mereka,
yakni ketika Tuhan berfirman: "bukankah Aku Rabbmu(Tuhanmu)?
Mereka menjawab: "Betul Engkau Rabb kami Kami menyaksikan.
Setelah pembuktian eksistensi Tuhan lewat dala rurah
sepen telah diuraikan di atas, berikut ini akan diuraikan eksistensi
Tuhan dalil sebab akibat. Maksud dengan dalil sebab akibat adalah tidak
akibat tanpa sebab. Menurut akal manusia setiap kejadian atau ww harus
berhubungan dan bersumber dari sebab Kaidah akliah tidak membutuhkan penalaran
yang tajam dan perenungan pe yang dalam, sebab yang demikian itu dapat
diketahui dengan mudah oleh setiap orang. Konon ada cerita tentang
diskusi seorang muslim dengan sekelompok orang kafir(yang menolak eksistensi
Tuhan) Diskusi tersebut telah dan ditentukan akan diadakan pada tempat
dan waktu tertentu. Sekolompok orang kafir tersebut telah mempersiapkan
diri dengan matan dan telah berkumpul pada tempat dan waktu yang telah
ditentukan sebelumnya. Namun dalam waktu yang lama, seorang muslim
yang ditunggu-tunggu kedatangannya menghadiri diskusi tersebut tak kunjung
datang. sehingga mengakibatkan salah seorang dan kelompok kafir tersebut
marah dan berteriak: "Apakah ini menjadi kebiasaan orang-orang kotor dan
tidak berakal itu. Yang biasa membuang buang waktu untuk tidur dan
menangis? Rupanya Pernyataan dan teriakan orang tersebut mempengaruhi
orang yang duduk di sampingnya la pun berkata dengan lantang, 'sesungguhnya ini
adalah tipu daya(dari orang muslim tersebut Rupanya ia(yang selalu mengada-ada
itu tidak sanggup memperngaruhi kita, orang- orang berakal Tidak
seperti orang-orang lain yang kotor dan bodoh itu yang telah berhasil
dipengaruhinya selama ini. Pernyataan kedua orang tersebut rupanya
mempengaruhi orang-orang kafir lainnya yang telah lama, lelah dan bosan
menungguh dalam pendopo itu, sehingga mereka menjadi kesal dan amarahnya
memuncak(yang tentunya ditujukan kepada orang muslim yang mereka
tunggu-tunggu). Situasi dalam pendopo tersebut menjadi tak terkendali
dipenuhi dengan kata-kata ejekan dan umpatan(yangtentunya ditujukan kepada
orang muslim).Bahkan sebagian orang orang kafir tersebut sudah siap siap
meninggalkan pendopo.namun keributan,umpatan,ejekan tiba tiba berhenti ketika
mereka melihat sosok tubuh datang mendekati mereka dan memasuki ruangan
pendopo tempat mereka berkumpul.
Kesunyian dan kesenyapan yang menyelimuti ruang pendopo tersebut tiba
tiba menjadi gaduh dan tanpa dikomando mereka serentak berteriak “hai.....pembohong..” (yang ditujukan kepada
orang muslim yang datang tersebut.Namun seorang yang rambutnya telah putih
semua segera berdiri menenangkan para hadirin di pendopo.Tampaknya orang
tersebut adalah tokoh yang sangat disegani dan dituakan dalam kalangan
kafir.Dalam sekejap ruang pendopo kembali tenang dan mereka duduk di kursi
masing masing.
Setelah berhasil menenangkan kondisi,si tokoh kafir tersebut menoleh ke
arah orang yang baru datang tersebut yang telah lama ditunggu tunggu,sambil
berkata : “Hai orang muslim,engkau bukan menghadapi orang orang konyol
sepertimu.Orang yang tidak beradab dan berakal serta tidak menghargai
waktu.Sungguh kami sangat sedih,lelah,kesal,bosan menanti kedatangan anda dan
ternyata anda telah membuang waktu kami yang sangat berharga.Kami berharap
ajaran anda yang satu jangan diterapkan kepada kami yang terbiasa menghargai
waktu.”
Orang
muslim tersebut menjawab : “saudara saudara sekalian,kami juga sangat sedih
dengan kejadian ini.kenapa?karena keterlambatan dan tidak tepat janji itu
adalah suatu yang sangat dicela dalam ajaran kami yaitu Islam.” Jawaban muslim
membuat hadirin tertawa dan berteriak “Bohong...bohong..”
Mendengar jawaban itu,si tokoh kafir tersebut nampaknya marah dan
berkata : “bagaimana anda bisa berkata demikian?padahal kebanyakan orang muslim
termasuk anda sendiri adalah pelakunya?”
Pernyataan tokoh tersebut,disambut gelak tawa para
hadirin yang memang merasa berada diatas angin.
“Saudara saudara sekalian (jawab orang muslim tersebut) perbuatan tidak
menghargai waktu hanya ditemukan disebagian orang orang muslim bukan dalam
ajaran Islam.Sesungguhnya perbuatan yang demikian sangat dicela dalam ajaran
islam dan muslim yang melakukannya akan mendapat dosa dan kerugian bagi dirinya
sendiri dan juga agamanya.Dikatakan demikaian,karena orang orang non muslim
yang penalarannya pendek akan menganggap bahwa yang demikian itu adalah salah
satu ajaran islam,Sehingga mereka pun menghujat islam.Sungguh anggapan
yang sangat keliru terhadap islam dan
tidak masuk akal.Sebab mana mungkin,ajaran agama yang semestinya mengajarkan
kebajikan,ia mengajarkan kebohongan.Oleh karena itu,untuk dapat mengenal islam
dengan baik,sebaiknya seseorang mempelajari islam dari dalam (lewat ajarannya)
bukan dengan melihat perilaku pemeluknya yang terkadang tidak sesuai dengan
ajaran islam itu sendiri.”
Mendengar jawaban tersebut,mereka diam diam mengakui dalam hati mereka
kebenaran perkataan muslim yang telah mereka hujat.Lalu salah seorang diantara
mereka berdiri dan berkata : “baiklah anda telah melakukan pembelaan yang
nampaknya masuk akal,tapi bagaimana anda menjelaskan dan membela keterlambatan
anda?”Pertanyaan ini disambut gelak tawa para hadirin di pendopo.
“Saudara saudara sekalian (jawab muslim itu) sehubungan dengan
keterlambatan kami,kami merasa sangat sedih dan tidak menghendakinya,tapi apa
boleh buat kejadiannya seperti ini.kami dihadapkan pada kenyataan tidak ada
perahu yang dapat menyebrangkan kami
dari pinggiran desa kami ke desa ini.Seperti yang kalian ketahui,desa
kami dipisahkan oleh sungai yang cukup besar dan berbahaya.Nah,karena tidak ada
perahu penyebrangan,maka kami menunggu lama sekali.Eh..tahu tahu pohon besar
yang ada dipinggir sungai itu bergoyang keras dan kemudia tumbang.Terus saja
kami perhatikan pohon yang tumbang itu ,tiba tiba terjadi keanehan.Pohon yang
tumbang tersebut terpotong potong dan terpecah pecah dengan teratur dan menjadi
lempengan lempengan.Kejadian lebih aneh lagi adalah lempengan-lempengan
tersebut bergerak membentuh perahu kecil yang sangat indah.Perahu itulah yang
kami gunakan menyebrangi sungai yang besar dan berbahaya itu hingga sampai di
pendopo ini.”
Mendengar uraian si muslim tersebut,para hadirin dipendopo geger dan
tertawa terpingkal pingkal .mereka merasa cerita si muslim tersebut
edan-edanan.Orang yang berdiri dan bertanya tadi merasa tersinggung dan
dipermainkan mendengar cerita si muslim.Maka ia pun berdiri dan berkata lantang
“ Hai orang muslim,apakah kami datang disini untuk menunggumu begitu lama untuk
mendengar cerita gilamu itu?”
“Gila?”tanya si muslim.
“Lho,kamu belum menyadari kegilaan cerita
tersebut?”balas menanya.Si muslim berkata “saya belum mengerti apa yang kalian
maksudkan dengan cerita gilaku itu.”jawab si muslim.
Mendengar jawaban itu,orang kafir yang berrtanya tadi sangat marah dan
kehilangan kesabarannya,sambil berteriak “Hai orang kolot!Apakah dengan
meyakini adanya perahu kecil yang terbuat sendiri itu bukan sesuatu yang
gila?Apa kamu ingin mengajak kami menjadi gila seperti kamu?”
Mendengar pernyataan orang kafir tadi,pendopo
kembali gaduh ,sebagian hadirin tertawa terpingkal pingkal.sebagian lainnya
mengejek dan mengumpat si muslim itu?sambil saat itu mereka merasa telah menang
dalam perdebatan itu.Setelah pendopo kembali tenang dan sunyi,mereka semua
ingin tahu apa yang akan dikatakan oleh si muslim itu.Si muslim pun
mengeluarkan jurus pemungkasnya dan
berkata :
“Saudara saudara menertawakan kami,mengejek,dan
mengumpat kami hanya karena kami mengatakan ada perahu kecil yang jadi dengan
sendirinya.Nah sekarang kami akan bertanya kepada anda sekalian,kalau
mempercayai adanya suatu perahu kecil dengan sendirinya adalah sebuah kegilaan
,lalu apakah memercayai alam yang sangat luas,besar,dan teratur ini jadi dengan
sendirinya tanpa pencipa yang Maha Pandai,bukan merupakan kegilaan pula?Bagi
kami Hal yanh demikian lebih gila dan perlu ditertawakan,diumpat,dan diejek.
Mendengar pembelaan muslim tersebut,sebagian orang
orang kafir tadi yang telah memahami arah pembicaraan muslim tersebut
,menyadari bahwa selama ini mereka berada dalam kesalahan yang sebenarnya mudah
dikoreksi.Sebagian lainnya kagum terhadap kecerdikan si muslim dan mereka mulai
menanyakan tentang ajaran Islam.Demikianlah dialog tersebut terus berjalan dan
akhirnya sebagian dari mereka masuk Islam.
Berdasarkan cerita diatas,dapat dipahami
betapa mudah dan sederhananya dalil yang bisa digunakan untuk menjelaskan
eksistensi Tuhan Maha Pencipta.Dalil tersebut merupakan dalil sebab akibat
meskipun sederhana.juga terdapat dalil sebab akibat yang lebih dalam dan
memerlukan pikiran yang cermat serta perenungan yang lebih dalam seperti yang
dikemukakan dalam Q.S Fushshilat (41)
53.
Terjemahan :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda tanda
(kekuasaan)kami disegala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,hingga jelas
bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”
Kandungan ayat ini mengemukakan dua metode pembuktian eksistensi Tuhan
yaitu pertama metode pembuktian Tuhan lewat perenungan terhadap alam raya dan
diri manusia.Metode ini relevan denga dalil sebab akibat.Sedang metode kedua
adalah menjadikan eksistensi Tuhan sebagai bukti eksistensi eksistensi lainnya
bukan sebaliknya yakni segala sesuatu yang ada di alam dan manusia sebagai
bukti eksistensi Tuhan.Metode ini disebut dengan burhan shiddiqin.
Menurut Mullah Shadra metode kedua ini merupakan
metode terbaik dalam membuktikan eksistensi Tuhan,dibandingkan dengan metode
pertama.Ibnu Sina menggunakan metode burhan
shiddiqin .Ia mengatakan bahwa “Perhatikanlah dan lihatlah bagaimana pembuktian
kami ihwal eksistensi sumber ,kesucian,dan kesempurnaan Nya tidak membutuhkan
perenungan lain selain “eksistensi” itu sendiri .Disini tidak perlu merenungkan
makhluk Nya namun pendekatan kami lebih mendalam .Sebab,pertama tama kami
merenungkan wujud itu sendiri,sehingga ia bisa menerangkan realitasnya sendiri
secara jelas dan kemudian menjadi sebab keberadaan segala sesuatu yang memancar
darinya pada tahapan berikutnya.”
Tuhan Yang Maha Esa
Keimanan
kepada Allah Yang Maha Esa merupakan titik pusat keimanan. Pekerjaan seorang
muslim yang dilandasi keimanan dan dimulai dengan niat karena Allah akan
mempunyai nilai ibadah di sisinya, dan begitu sebaliknya (Qs. Al-Bayyinah/98:5)
Hadits Rasulullah saw bersabda :”Bahwasanya segala perbuatan tergantung pada
niatnya dan bahwasanya tiap-tiap orang adalah apa yang ia niatkan…….(HR.
Bukhari dan Muslim)
Pada
bab ini kita akan membahas tentang konsepsi auhid (monoteisme). Tauhid berarti
keyakinan akan realitas tunggal (keesaan Tuhan). Tauhid merupakan prinsip dasar
ajaran agama samawi (agama lagit). Artinya semua nabi dan rasul yang diutus
Allah kepada Umat mereka masing-masing membawa ajaran tauhid/ hal ini ditemukan
pada penegasan Q.S al-Anbiya/21:25 : “Dan, kami tidak mengutus seorang rasul
pun sebelum kamu melainkan kami wahyukan kepadanya : “Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”
Hanya
saja perlu ditegaskan bahwa penyampaian ajaran tauhid oleh setiap nabi dan
rasul berbeda-beda.Penyampaian yang berbeda ini disesuaikan dengan tingkat
kedewasaan berpikir umat yang dihadapi oleh para nabi dan rasul tersebut.
Puncak
pengajaran tauhid yang dilandaskan pada argumentasi logis-rasional terjadi pada
pengutusan Muhammad saw. Sebagai nabi dan rasul Allah terakhir.
Pengajaran
tauhid pada masa kerasulaan Muhammad saw. Insya Allah akan dikemukakan setelah
pembahasan tentang tingkatan-tingkatan tauhid. Pembahasan tentang tauhid
berikut ini didasarkan pada pembagian tauhid secara teoritis dan praktis.Tauhid
teoritis meliputi tauhid zat, tauhid sifat dan tauhid perbuatan (amal) sedang
tauhid praktis adalah tauhid ibadah.
Pada
prinsipnya tauhid teoritis adalah pengetahuan tentang Tuhan yang Maha Esa baik
dari segi Zat-Nya, sifat-sifat-Nya dana mal-Nya. Sedangkan tauhid ibadah atau
tauhid praktis merupakan aktualisasi dari pengetahuan tentang tauhid teoritis.
Tauhid
adalah mengitikadkan bahwa Allah itu Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Tauhid mencakupi
sikap, yaitu :
1.
Tauhid
Dzat
Tauhid Dzat adalah mengetahui bahwa
Allah adalah Esa dalam zat-Nya.Dia adalah wujud Yang Maha Kaya dan tidak
membutuhkan dan tidak bergantung kepada apapun dan siapapun.Dalam bahasa
Al-Qur’an disebut al-Ghani.
2.
Tauhid Sifat
Tauhid
sifat adalah mengitikadkan bahwa tidak ada yang sesuatupun yang menyamai sifat
Allah, dan hanya Allah saja yang memiliki sifat kesempurnaan (QS.
asy-Syura/42:11).Tauhid sifat berarti mengetahui bahwa zatNya adalah
sifat-sifatNya sendiri).
3. Tauhid Perbuatan
Tauhid
perbuatan adalah mengitikadkan bahwa Allah sendiri yang menciptakan dan
memelihara alam semesta (QS. al-Furqan/25:2 dan QS. al-Muzammil/73:20).
Tauhid perbuatan
berarti meyakini bahwa alam raya dan segala sistemnya merupakan karya dan
perbuatanNya, yang timbul dari kehendakNya. Oleh karena itu, segala yang ada di
alam ini pada hakekatnya tidak mandiri dan semua tergantung kepadaNya sebagai
sebab pertama.dari sini, dapat ditegaskan bahwa keyakinan manusia dan makhluk
lainnya untuk dapat berbuat dengan kehendaknya secara murni dan mandiri
merupakan keyakinan akan adanya sekutu bagi Allah baik dari segi zatNya maupun
perbuatanNya. Manusia memang diberi kekuatan dan kehendak untuk menentukan
nasibnya sendiri, namun tidak berarti secara mutlak dan mandiri dapat memenuhi
kehendaknya. Hal ini bertentangan dengan tauhid zati dan tauhid amali (
perbuatan), seperti ditegaskan dalam Q.S al-Isra/17:111; “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai
sekutu dalam kerajaanNya dan tidak mempunyai penolong untuk menjagaNya dari
kehinaan. Oleh karena itu agungkan Allah dengan pengagungan yang
sebenar-benarnya”.
4. Tauhid Ibadah
Ketiga
tauhid diatas, merupakan tauhid teoritis dan tauhid ibadah ini merupakan tauhid
praktis.Tauhid praktis ialah hanya beribadah kepada Allah karena hanya Allah
yang pantas disembah.Ibadah kepada Allah yang palimg jelas adalah menunaikan
ritus-ritus yang telah diperintahkanNya demi mencapai pensucian dan pengagungan
kepada Allah.Konsep ibadah dalam Islam meliputi segala bentuk orientasi
spiritual dan menjadikan sesuatu yang ideal dan kiblat spiritual adalah
ibadah.Dengan demikian tauhid ibada ialah ketaatan kepada Allah semata. Hidup
dan mati, segala gerak dan diam dan seluruh aktivitas hanya ditujukan kepada
Allah (QS. Al-An’am/6:162). Tauhid ibadah adalah mengitikadkan bahwa hanya
Allah saja yang berhak dipuji dan dipuji. (QS. al-Fatihah/1:5 dan QS. al-Mu’minun/23:32).Pertama.
Dalam Q.S Rad/13:16; ditegaskan bahwa; " Katakanlah, "Allah adalah Pencipta segala sesuatu”
Kesadaran
Ketuhanan ( Rububiyah Allah) pada diri
manusia merupakan bawaan sejak lahir bahwa Allah adalah pencipta, pengatur,
pemelihara pemilik, pendidik, dan pemberi kebajikan kepada manusia seperti yang
ditegaskan dalam QS. Al-A’raf 172-173. Kesadaran ketuhanan bawaan inilah yang
oleh para teolog ( ahli ilmu kalam) disebut dengan istilah tauhid rububiyah).
Tauhid rububiyah ini
identik dengan tauhid teoretis yang telah diuraikan sebelumnya.Sehingga
kesadaran tauhid rububuyah baru
sempurna ketika diiringi dengan tauhid
uluhiyah yang identik dengan tauhid praktis.Tauhid uluhiyah ini digambarkan dengan kalimat “la ilah illa Allah” yang artinya tiada tuhan selain Allah.
Demikian
uraian tentang tauhid sebagai konsepsi ketuhanan dalam islam yang meliputi
tauhid teoritis atau tauhid rububiyah dan tauhid praktis (tauhid ibadah) atau
tauhid uluhiyah. Kesatuan hubungan kedua tauhid ini dapat ditemukan dalam
falsafat kalimat azan yang sering dikumandangkan oeh seorang muazzin.Azan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri denga kalimat la ilaha illa Allah. Takbir
menujuk makna kesadaran tauhid teoritis atau tauhid rububiyah yang puncaknya
pada kalimat takbir 'Alah Maha Besar' dan kalimat terakhir azan menunjuk tauhid
praktis (tauhid ibadah) atau uluhiyah
C. Iman
dan Taqwa
1. Pengertian
Iman dan Taqwa
Kata Iman adalah bahasa Arab berasal dari
kata amana artinya aman.Maksudnya orang karena yakin selalu dilindungi oleh
Allah.Dalam kaitan iniah iman terkait dengan aqidah.Aqidah itu berasal dari
bahasa Arab, "aqad" artinya ikatan.Maksudnya ikatan hati dengan
Allah.
Definisi Iman ialah keyakinan penuh
dibenarkan oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan oleh amal perbuatan.
Taqwa berarti hati-hati, mawas diri dan
waspada.Jadi pengertian taqwa secara umum ialah sikap mental orang-orang mukmin
dari kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-perintah Allah swt serta menjauhi
segala larangan0larangan-Nya atas dasar kecintaan semata.
2. Tanda-tanda
Orang Beriman
1. Senantiasa
hatinya bergetar apabila membaca, mendengar, ayat-ayat suci Al-Qur'an
2. Mendirikan
shalat dan menfkahkan sebagian rezeki yang diberikan oleh Allah swt. (QS.
al-Anfal/8:2-3)
3. Taat
kepada Allah dan Rasul-Nya (QS.al-Anfal/8:24)
4. Beramal
dan berdakwah dengan penuh kesabaran (QS. al-Ashr/103:3)
3. Tanda-tanda
Orang Bertaqwa
1. Dalam
Al-Quran disebutkan pada surat ali-Imran/3:131,132 dan 135,
2. Memelihara
diri dari hal-hal yang menjerumuskan ke neraka,
3. Selalu
menuju kepada maghfirah ampunan Allah swt,
4. Apabila
berbuat keji, segera mengingat Allah dan memohon ampunan-Nya,
5. Segala
perlikunya merasa disaksikan oleh Allah swt. (QS. al-A'raf/7:96).
D.
Peranan Iman dan Taqwa dalam Menjawab
Probema dan Tantangan Kehidupan Modern
Pengaruh
iman terhadap kehidupan menusia sangat besar.Berikut ini dikemukakan beberapa
pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan manusia.
1. Iman
melenyapkan kepercayaan pada kekuasaan benda
Orang yang beriman hanya percaya pada
kekuatan dan kekuasaan Allah.Kalau Allah hendak memberikan pertolongan, maka
tidak ada satu kekuatanpun yang dapat mencegahnya.
2. Iman
menanamkan semangat berani menghadap maut
Takut menghadapi maut menyebabkan manusia
menjadi pengecut.Banyak diantara manusia yang tidak berani mengemukakan
kebenaran, karena takut menghadapi resiko.
3. Iman
menanamkan sikap "self-hep" dalam kehidupan
Rezeki atau mata pencaharian memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia.Bnayak orang yang melepaskan
pendiriannya, karena kepentingan penghidupannya.
4. Iman
membeerikan ketentraman jiwa
Acapkali manusia dilanda resah dan dukacita,
serta digoncang oleh keraguan dan kebimbangan.
5. Iman
mewujudkan kehidupan yang baik (hayatan tayyiban)
Kehidupan manusia yang baik adalah kehidupan
orang yang selalu menekankan kepada kebaikan dan mengerjakan perbuatan yang
baik.
6. Iman
melahirkan ikap ikhlas dan konsekuen.
Iman memberi pengaruh pada seseorang untuk
selalu berbuat ikhlas, tanpa pamrih, kecuali keridhaan Allah.
7. Iman
memberi keberuntungan
Orang yan beriman selalu berjelan pada arah
yang benar, karena Allah membimbing dan mengarahkan pada tujuan hidup yang
hakiki.
8. Iman
mencegah penyakit
Akhlak, tingkah laku, perbuatan fisik
seorang mukmin, atau fungsi biologis tubuh manusia mukmin dipenaruhi oleh iman.
Jika seseorang jauh dari prinsip-prinsip iman, maka orang yang seperti ini
hidunya akan diikuti oleh kepanikan dan ketakutan.
Demikianlah pengaruh dan manfaat iman
kepada kehidupan manusia, ia bukan hanya sekedar kepercayaan yang berada dalam
hati, melainkan juga menjadi kekuatan yang mendorong dan membentuk sikap dan
perilaku hidup. Apabila suatu masyarakat terdiri dari orang-orang yang beriman,
maka akan terbentuk masyarakat yang aman, tentram, damai, dan sejahtera.
sumber : buku ajar MKU Agama Islam Unhas.
No comments:
Post a Comment